Cinta Terencana Wujudkan Keluarga Sejahtera Dan Berkualitas

Menikah dan berkeluarga adalah impian setiap manusia, memutuskan untuk berumah tangga bukan perkara mudah bagi sebagian orang karena dalam pernikahan diperlukan sebuah komitmen, saling memahami dan mengerti satu sama lain karena menikah adalah menyatukan dua keluarga yag berbeda dari sisi adat istiadat dan latar belakang juga kebiasaan masing-masing. Begitu juga dengan saya,  dulu ketika teman dekat saya menyampaikan keseriusannya dan mengajak saya melangkah ke pelaminan, saya sempat menolak. Bukannya nolak rejeki atau sok jual mahal, saya punya beberapa alasan, lebih tepatnya saya ingin planning yang saya susun berjalan sesuai rencana. Tidak ingin menikah muda karena harus menyelesaikan kuliah lalu bekerja/meniti karir dan mencapai cita-cita. Alasan klise ini akhirnya membuat teman dekat saya mundur teratur.

Sejujurnya saya sangat prihatin ketika melihat beberapa orang teman yang tidak bisa menyelesaikan sekolahnya hingga tingkat menengah dan tingkat atas karena harus menikah di usia muda akibat free sex, masa depan mereka dipertaruhkan hanya karena nafsu sesaat. Di usia belasan tahun mereka dipaksa untuk menjadi seorang ayah dan ibu, mencari nafkah dengan ijazah seadanya. Akibatnya pertengkaran sering terjadi karena kondisi ekonomi yang minim dan mental yang down. Saya tidak ingin hal itu terjadi pada diri saya.



Empat tahun berlalu, setelah bosan diberondong pertanyaan oleh ayah "kapan nikah? kuliah udah kelar, kerja udah enak. Mau tunggu apalagi?" akhirnya saya menerima lamaran seorang pria yang menurut saya sangat mapan, berusia matang (beda 3 tahun sih), dewasa dan respect terhadap kedua orangtua saya. Waktu itu umur saya 26 tahun. Rasanya udah pas malah melebihi usia ideal yang diterapkan pemerintah. Setahun kemudian Aira, putri pertama saya lahir dan disusul dengan lahirnya Audrey putri kedua saya di 3 (tiga) tahun berikutnya. Dengan lahirnya dua orang putri yang sehat dan cantik, saya dan suami memutuskan untuk ikut Program Keluarga Berencana (KB) yang dicanangkan oleh Pemerintah "Dua Anak Lebih Baik".

Keluarga Berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran, sosialiasi program KB ditugaskan oleh pemerintah kepada BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), lembaga pemerintahan non departemen Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Keluarga Berencana dan Pembangungan keluarga. Setelah tahun 2009 tugas BKKBN bertambah di bidang kependudukan sehingga kepanjangan dari BKKBN dirubah menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.




Tugas BKKBN disini bukan hanya mengurus alat kontrasepsi seperti pil, kondom dan spiral. Tetapi juga membantu masyarakat menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera dan berkualitas dengan program-programnya. Untuk itulah pada Hari Selasa 15 Mei 2018 lalu BKKBN menggelar acara Meetup bersama Komunitas Blogger Plus dalam rangka menyambut Hari keluarga Nasional yang jatuh pada bulan Juni mendatang. BKKBN menggelar talkshow dengan judul "Membangun Keluarga Berkualitas Dengan Cinta Terencana"

Cinta Terencana menjadi tema yang akan diangkat pada perayaan Hari Keluarga Nasional pada tanggal 29 Juni 2018. Eka Sulistya Ediningsih (Direktur Bina Keluarga Remaja BKKBN) sebagai salah satu narasumber yang hadir di acara Talkshow menyampaikan bahwa pengertian Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat untuk itu peran keluarga sangat menentukan kualitas bangsa. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembinaan tumbuh kembang, menanamkan nilai-nilai moral dan pembentukan kepribadian serta karakter setiap individu dalam masyarakat


Ibu Eka Sulistya Ediningsih (Direktur Bina Keluarga Remaja BKKBN)

Menyiapkan keluarga tidak hanya merencanakan menikah di usia ideal dan merencanakan jumlah anak ideal tetapi merencanakan secara komprehensif semua persiapan untuk membangun keluarga yang berkualitas. Cinta terencana dapat dimplementasikan sejak masa remaja untuk merencanakan pernikahannya di usia yang cukup demi alasan kesehatan, sosial maupun ekonomi. Generasi muda yang berencana menghasilkan keluarga yang berkualitas dan sejahtera

Mereka juga perlu mengetahui 8 (delapan) fungsi yang ada pada keluarga yaitu :
1. Fungsi Agama
2. Fungsi Sosial Budaya
3. Fungsi Cinta Dan Kasih Sayang
4. Fungsi Perlindungan
5. Fungsi Reproduksi
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
7. Fungsi Ekonomi
8. Fungsi Pelestarian Lingkungan

Salam GenRe

BKKBN mengajak kita untuk berperan aktif dalam kampanye "Stop pernikahan usia anak" mari kita upayakan remaja kita melakukan pernkahan dengan terencana. Upaya menciptakan pernikahan yang ideal untuk wanita adalah usia 21 tahun dan usia 25 tahun untuk laki-laki. Ibu EKa juga memperkenalkan salah satu program BKKBN yaitu GenRe. GenRe kepanjangan dari Generasi Berencana. genre adalah program untuk remaja agar bisa menyiapkan kehidupan keluarganya kelak sehingga mampu melaksanakan pendidikan, karir dan pernikahan terencana. Jadi 3 (tiga) jari ini menyimbolkan permasalahan remaja. Simbol itu menandakan OK Tapi kalau di GenRe arti dari simbol itu adalah me-nol-kan atau menghindari free seks, HIV AIDS, NAPZA

Sekian tahun ber-KB, ini pertama kalinya saya mendengar Lagu Mars Keluarga Berencana, setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya di pembukaan acara Blogger MeetUp yang berlangsung di Museum Penerangan beberapa saat lalu kami juga ikut mengumandangkan Mars KB secara bersama-bersama. 


Mars KB


Perjalanan sebuah rumah tangga tidak selamanya mulus, dalam ilmu psikologi disebutkan sumber konflik dalam pernikahan muncul ketika anak pertama lahir, hal ini terjadi karena ketidaksiapan berganti peran menjadi ayah dan ibu, tugas dan kewajiban kita pun bertambah sebagai orangtua. Mulai dari biaya hidup, biaya sekolah hingga budget tak terduga lainnya. Untuk itulah sebelum menikah diperlukan sebuah cinta terencana. 

Roslina Verauli, psikolog anak dan keluarga menyampaikan bahwa agar pernikahan berhasil dibutuhkan mandiri finansial, mandiri emosional serta tanggung jawab. Dan ciri-ciri keluarga yang bahagia adalah keluarga yang fleksibel dan stabil dalam keadaan tertentu, ada kebersamaan/kohesi dan komunikasi aktif yang mengikat seperti :

1. Mendengarkan pasangan saat dia sedang berbicara
2. Berbicara dengan nada yang rendah dan sopan
3. Membuka diri, jujur kepada pasangan
4. Jelas
5. Fokus pada topik pembicaraan
6. Respek dan hormat kepada pasangan

Keluarga yang hangat secara emosional akan terkoneksi atau saling berhubungan, untuk itu pastikan terpenuhi kebutuhan pribadi, pasangan dan kebutuhan anak agar hidup lebih serasi. Jangan lupa untuk meramaikan perayaan Hari Keluarga Nasional 2018 di bulan Juni mendatang dengan menebarkan Cinta Keluarga dan Cinta Terencana. Salam GenRe! 

(Ki-ka Roslina Verauli, Ibu Eka, MC Mas Zein, Resi (Blogger Plus) 

8 komentar

  1. Beda setahun ya kita nikahnya, aku menikah usia 25. Lewat setahun dari target. Tapi itu Usia yang sudah pas untuk menikah, ga kematengan. Buah kali Mateng.

    BalasHapus
  2. Cinta terencana bikin makin lengket sama pasangan kita.

    BalasHapus
  3. Cinta terencana,akan meminimalisir perceraian ya

    BalasHapus
  4. Jadi ga minat tambah anak cowok lagi nih bu?

    Semua yang kita ingin lakukan memang harus terencana, salah satunya membentuk keluarga bahagia.

    BalasHapus
  5. cinta terencana membuat keluarga makin bahagia yah kakak

    BalasHapus
  6. Benar kan memang ga mudah membangun rumah tangga dengan 2 kepala menjadi 1. Pasti banyak perbedaan pendapat namun dengan sikap dewasa dan saling menghormati pasti akan bisa dibangun.

    BalasHapus
  7. Dua orang yang memiliki ego masing-masing harus saling memahami satu sama lain agar bisa menciptakan rumah tangga yang harmonis dan terencana. Langgeng terus ya bunsay :)

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^