Inovasi Terbaru Novartis Bagi Pasien Ankylosing Spondylitis (AS) dan Psoriatic Arthritis (PsA)

Jorge Warner, Presiden Direktur Novartis Indonesia

Penyakit Rematik merupakan salah satu penyakit yang umum di masyarakat, biasanya menyerang sendi dan mengakibatkan peradangan dan pembengkakan. Dari sekian banyak penyakit rematik yang ada, saya berkesempatan untuk mengenal lebih jauh 2 (dua) diantaranya dalam acara Konferensi Pers yang digelar oleh Novartis pada Hari Kamis 21 Maret 2019 lalu di Hotel Double Tree by Hilton, Jakarta. 


Sebuah mini talkshow dihadirkan untuk mengupas tuntas tentang Ankylosing Spondylitis (AS) dan Psoriatic Arthritis (PsA) yaitu 2 (dua) jenis penyakit autoimun yang termasuk jenis reumatik bersama dr. Rudi Hidayat, SpPD-KR,  dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi di RSCM yang didaulat sebagai narasumber dan dua orang pasien, yaitu dr.Adhiatma Gunawan (pasien AS) dan drg. Rio Suwandi (pasien PsA)



Sharing  Session Pasien Ankylosing Spondylitis (AS) dan Psoriatic Arthritis (PsA) 

Ankylosing Spondylitis (AS) dan Psoriatic Arthritis (PsA) merupakan sebuah penyakit yang berkaitan dengan radang sendi kronis, yang terkait secara genetik dan klinis. Keduanya adalah penyakit Reumatik Inflamasi (Inflammatory Rheumatic) yang terkait dengan gen HLA-B27, yaitu gen kuat yang meningkatkan risiko beberapa penyakit reumatik.

Sekitar 7 (tujuh) tahun yang lalu dr.Adhiatma Gunawan mengalami nyeri pinggang selama 3 bulan, padahal usianya kurang dari 40 tahun. Selain itu leher pun terasa nyeri dan kaku sehingga menyebabkan kesulitan menoleh. Gejala Ankylosing awalnya memang seperti nyeri pinggang biasa, terkadang hilang tetapi sering timbul kembali dan ini berlangsung terus menerus. 

Setelah melakukan pemeriksaan dan terdiagnosa Ankylosing Spondylitis (AS) dokter Adhi sempat denial apalagi harus menjalani rangkaian pengobatan agar penyakit tersebut dapat segera diatasi, karena penanganan yang terlambat dapat mengakibatkan nyeri yang tak tertahankan bahkan dapat menimbulkan kecacatan. "Sekarang saya merasa jauh lebih baik dan bisa beraktifitas seperti biasa" ungkapnya



(Ki-Ka) drg. Rio Suwandi, dr.Adhiatma Gunawan, MC

Selain dr.Adhiatma, seorang pasien penyakit rematik yang berikutnya adalah 
drg. Rio Suwandi, beliau didiagnosa Psoriatic Arthritis (PsA) sekitar 17 tahun yang lalu. Penyakit genetik yang menyerang kulit ini memiliki gejala awal membengkak nya jari telunjuk, nyeri persendian kaki setiap bangun tidur dan gatal di bagian kulit


"Saya sempat angry begitu mengetahui diagnosa dokter bahwa saya terkena PsA, apalagi setelah 5 tahun menderita Psoriatic, saya baru tahu kalau ada Arthritis juga karena saya pikir hanya gejala asam urat biasa" ungkap drg. Rio Suwandi. Menurutnya kedua penyakit ini bukan hanya berpengaruh pada fisik pasien tetapi juga pada mentalnya.

Tentang Ankylosing Spondylitis (AS) dan Psoriatic Arthritis (PsA) 
Ankylosing Spondylitis (AS) merupakan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel dan jaringan yang sehat. Respons imun yang abnormal tersebut menyebabkan peradangan (artritis) pada sendi tulang belakang. Penyakit ini dapat membuat ruas tulang belakang menyatu, sehingga penderita sulit bergerak, menjadi bungkuk dan mengalami kesulitan bernapas.


Fakta menunjukkan bahwa AS lebih sering diderita oleh pria dibandingkan wanita sehingga pria memiliki 3 kali peluang lebih tinggiii untuk mengalami penyakit ini. Penyakit ini bisa terjadi di segala usia, tapi umumnya mulai berkembang pada masa remaja atau dewasa awal (sekitar usia 20 tahunan). Hanya 5% mengalami gejala setelah umur 45 tahun. Penyakit ini dapat mempengaruhi penderita sepanjang hidupnya.





Penyebab

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dari AS. Namun, para ahli menduga bahwa penyakit ini mungkin disebabkan oleh faktor keturunan (genetik) dan lingkungan. Gen HLA-B27 diduga 
memiliki peranan, karena 85-95% penderita menunjukkan positif pada gen tersebutiv

Gejala 

• Kelelahan, penderita AS akan mudah merasa lelah dan kehilangan energi untuk beraktivitas.
• Entesis, peradangan yang terjadi di tempat melekatnya ligamen dan tendon dengan tulang.
• Artritis, terjadi peradangan sendi pada bagian tubuh lain, seperti pada sendi panggul dan lutut.




Tulang belakang yang menyatu (Bamboo Spine), kondisi dimana salah satu tulang pada tulang belakang bergeser dari posisi normal dan condong ke depan menutupi tulang di bawahnya, umumnya terjadi pada punggung bagian bawah


Psoriatic Arthritis (PsA) merupakan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel dan jaringan yang sehat. Respons imun yang abnormal tersebut menyebabkanperadangan pada persendian serta kelebihan produksi sel-sel kulit. Baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama terkena PsA. Umumnya, PsA menyerangseseorang yang berusia antara 30-50 tahun. Jika seseorang memiliki orang tua yang mengidap PsA, menambah kemungkinan tiga kali lipat untuk mereka terkena penyakit yang sama.


Penyebab

Sampai saat ini, penyebab PsA masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli mendugamfaktor genetik dan sistem kekebalan tubuh kemungkinan memainkan peran besar dalam menentukan seseorang terkena PsA. Baik PsA maupun Ankylosing Spondylitis (AS) memiliki kecenderungan penderitanya positif terhadap gen HLA-B27.




Selain itu, faktor lingkungan juga diduga dapat menyebabkan seseorang terkena PsA adanyatrauma fisik dan sesuatu di lingkungan, seperti infeksi virus atau bakteri dapat memicu PsA pada seseorang yang rentan secara genetik.


Gejala

Gejala PsA antara lain terjadi pembengkakan dan rasa sakit pada persendian, terutamapersendian perifer, serta terdapat kelainan kulit berupa Psoriasis. Bagian sendi yang meradangakan terasa lebih hangat. Umumnya, pasien penderita PsA mengalami kekauan sendi pada saat bangun tidur disertai dengan tubuh yang terasa lelah. Tanda-tanda dan gejala PsA sering menyerupai Rheumatoid Arthritis (RA). Kebanyakan penderita juga lebih mudah mengalami obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.


Deteksi dini dan pananganan yang tepat sangat berperan penting dalam memperbaiki gejala (terutama rasa nyeri), fungsi anggota gerak dan kualitas hidup pasien.

Menurut spesialis penyakit dalam dan konsultan reumatologi, DR. dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR, “Gen HLA-B27 ini tidak menyebabkan penyakit, tetapi bisa membuat orang lebih rentan terkena dan menderita AS dan PsA.” Ia menambahkan “Kebanyakan pasien penderita AS dan PsA tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Mereka baru mengetahuinya setelah merasakan peradangan dan rasa sakit yang terus-menerus dan tidak tertahankan lagi hingga menyebabkan gangguan fungsi gerak tubuh"
Doktet Rudy juga menambahkan bahwa tata laksana dan diagnosa harus dilakukan secepat mungkin, berikan terapi lengkap dan optimal agar tidak sampai pada kondisi yang merugikan. Hindari paparan zat kimia, kontak dengan logam berat dan hindari kebiasaan merokok. 


Pengobatan AS dan PsA Dengan Biological Agent 

Kabar baiknya adalah saat ini Novartis telah meluncurkan inovasi alternatif pengobatan terbaru bagi pasien Ankylosing Spondylitis (AS) dan Psoriatic Arthritis (PsA) yaitu terapi Biological Agent (agen biologik) kenapa disebut agen biologik? karena diproduksi dari bahan biologic/mahluk hidup bisa human atau non human. 

Jorge Warner, Presiden Direktur Novartis Indonesia yang juga hadir di acara Konferensi Pers menyampaikan bahwa "Pasien adalah prioritas kami yang utama. Sebagai perusahaan kesehatan inovatif, Novartis berupaya untuk terus-menerus menemukan cara baru untuk meningkatkan kualitas hidup para pasien kami melalui penyediaan obat-obatan yang berkualitas, program-program edukasi kesehatan, serta menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait,”

Pada bulan Januari 2019, Secukinumab telah mendapatkan persetujuan Badan POM untuk mengobati Ankylosing Spondylitis (AS) dan Psoriatic Arthritis (PsA). Sebelumnya, Secukinumab dinilai efektif mampu membantu pasien Psoriasis untuk mendapatkan kembali kulit yang bersih hingga 90%.

Novartis telah berkontribusi selama puluhan tahun di Indonesia. Melalui program Continuous Medical Education(CME), Novartis Indonesia terus berkomitmen dalam meningkatkan sistem kesehatan di Indonesia, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat seputar isu kesehatan. 




"Tersedianya Secukinumab sebagai salah satu pilihan terapi agen biologik, diharapkan dapat membantu menjawab kebutuhan pengobatan pasien AS dan PsA di Indonesia agar bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik,” papar DR. dr. Rudy.

Sebenarnya Agen biologic bukan obat baru di Indonesia, cara kerjanya jauh lebih spesifik daripada obat yang diminum, dengan agen biologoc penyebab radang pada AS dan PsA dihambat dengan cepat, untuk proses maintenancenya akan disuntikkan sebulan sekali.

Meskipun Ankylosing Spondylitis (AS) dan Psoriatic Arthritis (PsA) bisa diobati, tentunya lebih baik mencegah daripada mengobati. Apa saja langkah pencegahannya? Mulailah dengan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, hindari berat badan berlebih dan sediakan obat penghilang rasa sakit (paint killer) dirumah. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^