Cerita Penuh Semangat Seorang Ibu Bekerja Pemerah ASI

Hallo saya Indri, Ibu dari dua orang putri ; Aira (6,5 tahun) dan Audrey (3,5 tahun) menyambut Pekan ASI Sedunia yang jatuh pada bulan agustus ini saya ingin berbagi pengalaman memberikan ASI eksklusif untuk putri bungsu saya Audrey 1,5 tahun yang lalu.


Audrey lahir bulan february 2013 lalu dengan berat 3,8 kg melalui proses persalinan normal di sebuah rumah sakit. Hari pertama dan kedua di Rumah Sakit, saya belum berhasil memberikan ASI untuk Audrey karena air susu belum juga keluar. Tetapi saya tidak patah semangat, saya terus berkonsultasi dengan dokter Eni (spesialis obgyn yang membantu kelahiran Audrey) ketika beliau melakukan visit ke ruangan saya. Untunglah saya bertemu dengan dokter yang terus memberikan semangat sampai akhirnya di hari ketiga ASI mulai keluar dengan derasnya dan saya langsung menyusui Audrey saat itu juga. Sore harinya saya kembali kerumah dengan rasa suka cita karena bahagia.

Sejak mengandung Audrey, saya sudah bertekad untuk memberikan ASI Ekslusif hingga 2 tahun meskipun saya seorang ibu bekerja, oiya cerita sedikit nih tentang pekerjaan saya. Saya bekerja di sebuah Travel Agent besar dibilangan Jakarta Pusat sebagai Staff Tiketing, meskipun karyawan di kantor saya mayoritas berjenis kelamin perempuan ada sebuah peraturan yang menurut saya unik yaitu hak cuti melahirkan sebanyak dua bulan saja bukan tiga bulan. Peraturan ini di buat sendiri oleh Ibu Komisaris Perusahaan. Berarti saya punya Quality Time menyusui Audrey dirumah hanya dua bulan, saya puas-puasin deh menikmati prosesnya. Suami juga mendukung kok! Seminggu sebelum masuk kantor, sang suami mengantarkan saya ke toko perlengkapan bayi untuk membeli peralatan memerah ASI dalam rangka persiapan masuk kantor nanti, berhubung budget tipis saya pilih pompa ASI manual. Saya juga membeli botol kaca ASI sebanyak 1 lusin dengan dua merek berbeda, 1 pak kantong ASI, breastpad dan cooller bag. 




Minggu terakhir berada dirumah, saya sibuk memompa ASI dan menyimpannya di botol kaca serta kantong-kantong ASI, sebelum masuk freezer saya menuliskan tanggal memerah ASI agar tidak tertukar dengan yang baru disimpan. Alhamdulillah freezer nya Full dan saya siap kembali ke kantor. 
Malam harinya saya sempat tidak bisa tidur karena teringat esok hari akan meninggalkan Audrey tetapi Ibunda tercinta selalu memberikan dukungan dan siap dititipkan si kecil saat saya kembali bekerja. Saya juga sudah memberitahu Ibu cara memberikan ASI untuk Audrey dari mulai cara memanaskan hingga menyuapinya dengan sendok. 

Hari yang dinanti datang juga, saya kembali bekerja dengan membawa bekal makan siang dari rumah, nasi sayur katuk dan lauk serta buah. Juga Cooler Bag yang berisi Ice Gel, pompa ASI dan 4 botol kaca. Oiya ternyata ibu juga membawakan apron menyusui untuk saya yang beliau jahit sendiri. Thanks Mom!
Tepat pukul 10 pagi payudara mulai terasa bengkak dan ini kode bagi saya untuk segera memerah, saya minta ijin kepada atasan untuk meninggalkan counter sejenak kebetulan saat itu pembeli tiket agak sepi. Alhamdulillah dapat 2 botol penuh ukuran 90 ml.

Selesai memerah, saya bingung ingin menyimpannya dimana? Satu-satunya freezer hanya ada di lantai dua tepatnya di bagian administrasi dan karyawan disana selalu menggunakan freezer tersebut untuk menyimpan sayur mentah dan makanan lain. Mau tak mau saya meluncur ke lantai dua, untuk mengecek isi freezer, masih ada celah untuk 2 botol ASI. Langsung saya selipkan sambil minta ijin dengan staff administrasi kalau saya 'numpang' menyimpan ASI disana. Setelah makan siang saya memompa lagi dan dapat 2 botol lagi. Wah luar biasa kata teman-teman yang menyaksikan saya memerah ASI di  pantry. Apalagi saat mereka melihat keberhasilan saya memerah ASI ke botol kaca ukuran 120ml ini.



Sekedar informasi, meskipun mayoritas karyawan dikantor adalah perempuan sepertinya hanya saya satu-satunya karyawan yang memerah ASI. Mungkin inilah yang menyebabkan si owner tidak menyediakan tempat khusus memerah ASI. Karena beliau melihat kalau 'anak buah' nya tidak ada yang memberi ASI untuk anak-anaknya. Meskipun teman-teman tidak memberi ASI eksklusif tetapi dukungan dan perhatian mereka membuat saya takjub, office girl (OB) selalu menyiapkan tempat di freezer agar saya mudah menyimpan botol kaca ASI sebelum dibawa pulang, setiap jam 10 pagi pasti ada salah satu teman yang mengingatkan untuk segera memerah ASI, pantry menjadi lebih bersih dari biasanya karena office girl sering  melihat saya memerah ASI disitu, yang paling membahagiakan adalah ketika Ibu Komisaris memberikan sebuah Cooler Bag untuk saya, beliau memberikan hadiah tersebut karena sering melihat saya bolak balik menyimpan ASI di freezer.
Kata Ibu komisaris : "Indri, rumah kamu di cibubur ya? Biar ASI yang kamu bawa tidak basi sampai dirumah, sebaiknya pakai cooler bag" 
Mungkin si ibu komisaris ini tidak tahu kalau sebenarnya saya juga sudah pakai cooler bag meskipun harganya lebih murah dari yang dia kasih. Bentuk dukungan dari lingkungan kerja merupakan anugrah terindah dalam hidup saya. Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa Ibu Bekerja tetap bisa memberi ASI eksklusif untuk buah hatinya. Saya juga berharap teman-teman di kantor termotivasi untuk memberikan ASI pada bayi mereka. 

Memasuki usia 6 bulan, saya masih lanjut memberikan ASI dengan tambahan MPASI ( makanan pendamping ASI) dan saat usia 1 tahun Audrey sudah bisa berjalan dan belajar bicara. Berkat ASI, Audrey tumbuh sehat serta memilki daya tahan tubuh yang kuat, dari beberapa seminar yang saya ikuti saya mendapat informasi kalau manfaat lain ASI untuk bayi adalah mencegah kekurangan nutrisi dan obesitas. Saya pun berhemat hingga 2 tahun karena tidak ada pengeluaran khusus untuk membeli susu formula. 
Sampai saat ini saya masih merasa bersalah karena gagal memberikan ASI eksklusif pada si sulung Aira ketika dia lahir 6 tahun yang lalu, di hari pertama menyusui saya langsung patah semangat karena Air Susu tidak keluar, setelah itu? Saya memberikan susu formula pada si bayi. Meskipun dengan hati yang teriris. Aira minum susu sapi di hari pertama lahir ke dunia. Selain terjadi pemborosan, Aira juga gampang sakit misalnya diare saat saya salah pilih susu formula

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari Peringatan Pekan ASI Dunia  yang jatuh pada tanggal 1-7 Agustus 2016 ini adalah untuk menyampaikan bahwa menyusui merupakan cara untuk memberi makan anak paling mudah dan murah sehingga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga ( sumber : FB Tiga Generasi)

Ayo sukseskan Pekan ASI Dunia dengan memberikan ASI ekslusif untuk buah hati kita agar mereka menjadi generasi bangsa yang sehat, cerdas dan berkualitas.

Audrey (3,5 tahun)




1 komentar

  1. Audrey cantiknya... matanya bening bangett... Semoga makin banyak lingkungan kerja yang memberi dukungan untuk ibu yang menyusui ya mba...

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^