BBM Ramah Lingkungan, Solusi Tepat Untuk Wujudkan Langit Biru



"Selamat pagi Jakarta!" 

Sapaan hangat penuh sukacita tersebut spontan keluar dari mulut saya ketika akhirnya bisa menghirup udara pagi Jakarta lagi setelah berbulan-bulan dirumah saja. Tiga hari yang lalu saya memang harus keluar rumah untuk mengantar ayah saya kontrol rutin ke Yayasan Kanker Indonesia (YKI) di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Tentunya dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan 3M selama bepergian. 

Perjalanan kami pagi itu, sempat dibuat takjub oleh pemandangan lalu lintas yang tidak seperti biasanya, selain jumlah kendaraan yang lebih sedikit di jalanan, kami juga tidak menemukan kemacetan sama sekali selama perjalanan pergi dan pulang. Pokoknya lancar jaya deh! Udah gitu nih, udara Jakarta yang saya rasakan sepertinya juga lebih baik pada pagi hari itu. 

Loh tumben, ada apa dengan Jakarta? apakah ini dampak positif dari penerapan PPKM, sehingga polusi udara sedikit berkurang di jalanan? bisa jadi sih...karena hal pertama yang bisa kita lakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara adalah mengurangi jumlah kendaraan bermotor dan cara yang kedua adalah mengajak masyarakat pemilik kendaraan bermotor unuk menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) berkualitas dan ramah lingkungan.

Yah apapun penyebab cerahnya hari itu , saya berharap program pemerintah untuk mewujudkan Langit Biru di Indonesia bisa segera terwujud secepatnya. Kenapa sih harus secepatnya? 

Karena Program Langit Biru sendiri sudah digaungkan sejak 25 tahun silam oleh Kementerian  Lingkungan Hidup via Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 1996 dan Kepmen LH No. 141/2003, yang mengatur emisi gas buang pada Ranmor (BBM standar Euro 2), namun hingga kini kita masih terseok-seok untuk mewujudkannya. 

Padahal...untuk mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan bersih merupakan hak asasi setiap warga negara yang dijamin oleh Konstitusi dan Undang-Undang, namun karena tingkat polusi udara di Kota Jakarta sudah menurun dan tidak sehat, sepertinya akan sangat sulit untuk mendapatkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat bagi kita. 

Kondisi ini tentunya membuat kita begitu prihatin, kenapa Pemerintah terlihat begitu lambat dalam mewujudkan impian kita bersama yaitu menciptakan Langit Biru dan BBM Ramah Lingkungan untuk keberlangsungan hidup yang lebih baik. Sampai kapan kami harus menunggu?

Kupas Tuntas Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna mewujudkan Langit Biru

Hari Kamis tanggal 11 Februari 2021 lalu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bersama KBR menggelar sebuah Talkshow dan Diskusi Publik dengan Tema "Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna mewujudkan Langit Biru" yang di tayangkan melalui Zoom dan disiarkan langsung oleh akun Youtube Berita KBR



Webinar edukatif ini menghadirkan beberapa narasumber yang akan mengupas tuntas apa itu program Langit Biru dan bagaimana cara mewujudkannya? siapa sajakah mereka?

1. Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

2. Fabby Tumiwa, perwakilan Institute for Essential Service Reform

3. Dasrul Chaniago, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK

4. Fanda Christianto , Sales Area Ritel Jabodetabek Pertamina

Paparan pertama dibuka oleh Tulus Abadi, perwakilan dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia yaitu lembaga yang didirikan sekitar 48 tahun yang silam dengan 3 Motto yaitu membantu pemerintah, pembela konsumen juga menjaga martabat produsen.

Dalam paparannya, Tulus Abadi menyampaikan bahwa YLKI sangat concern sekaligus prihatin atas tingginya tingkat polusi udara yang ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor setiap harinya. Beliau juga menunjukkan sebuah gambaran dan contoh BBM kotor seperti Bensin, Premium dan Solar yang menjadi  pemicu krisis dan gagalnya program Langit Biru.

Tulus Abadi, YLKI

Sementara itu pada November 2015 Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan Paris Protocol on Climate Change, di Perancis. Dalam pertemuan itu Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk mengurangi emisi gas karbon antara 20-40 persen, hingga 2050, Namun sayangnya komitmen Paris Protocol sulit terwujud jika kualitas BBM belum memenuhi standar Euro, dan atau PLTU masih marak.

Menurut Dasrul Chaniago, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK, BBM  Ramah Lingkungan sebenarnya sudah ada sejak tahun 2006 yaitu jenis Pertamax 92 namun karena harganya lebih tinggi dibandingkan bensin, Premium dan Solar. Masyarakat tentu lebih memilih yang murah meskipun tidak cocok untuk mesin kendaraannya. 

Dasrul Chaniago, KLHK

Dalam kesempatan yang sama, Fabby Tumiwa, perwakilan Institute for Essential Service Reform menyampaikan bahwa bahan bakar yang kotor menyebabkan penyakit ISPA, Jantung dan penyakit lain dengan biaya yang cukup besar. Untuk itu ketika perbaikan kualitas bahan bakar dilakukan selain dapat memperbaiki kualitas udara, dapat juga menghemat konsumsi bahan bakar secara Nasional hingga menurunkan biaya kesehatan pada masyarakat. 

Fabby Tumiwa


Bagaimana Tanggapan Pertamina Dalam Hal ini?

Fanda Christanto, Sales Area Ritel Jabodetabek Pertamina menyampaikan bahwa saat ini Pertamina sudah telah menyediakan BBM dengan kualitas lebih baik dan ramah lingkungan yang siap dikonsumsi untuk masyarakat Indonesia

Pertamina telah melakukan edukasi bagi konsumen untuk mengkonsumsi BBM Ramah Lingkungan baik di SPBU maupun di sosial media bekerjasama dengan stakeholder terkait. Edukasi melalui Program Langit Biru yang telah dilaksanakan di Denpasar, Tangerang Selatan, Gianyar dan Palembang. 

Fanda C, Pertamina

Program Langit Biru untuk Indonesia adalah program pengurangan polusi udara yang kan di mulai di wilayah Denpasar. Di lanjutkan ke Tangsel, Gianyar, Palembang serta wilayah lainnya. Program ini di harapkan mendapat dukungan regulasi dari Pemerintah Daerah setempat (YLKI, KLHK, Dinas Lingkungan Hidup DKI, Kemenkes), Disamping juga program marketing dan edukasi konsumen yang dilakukan oleh  Pertamina berupa program diskon harga pertalite


Sebelum menutup paparannya, Fanda mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam mewujudkan Langit Biru dengan menggunakan BBM Ramah Lingkungan. Kalau bukan kita yang mewujudkannya, siapa lagi? 


12 komentar

  1. BBM ramah lingkungan, wah campaign menarik sekali Langit Biru yang harus diikuti dan didukung oleh banyak pihak

    BalasHapus
  2. Semoga program langit biru semakin meluas ke seluruh kota di Indonesia ya mba..
    Soalnya di Medan, saya sering perhatikan mobil keluaran terbaru malah minum premium. Sedihhhh.. selain itu kan subsidi buat rakyat kecil, tapi juga membuat polusi udara semakin meluas.

    BalasHapus
  3. Program langit biru harus kita dukung dengan cara membeli BBM Ramah Lingkungan agar asap kendaraan bersih dan langitpun semakin biru anak-anak bisa leluasa bernafas menikmati udara segar

    BalasHapus
  4. Yap, benar banget. Kalau bukan kita siapa lagi yang sadar akan lingkungan. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan bukan sebuah pilihan tapi keharusan agar kita bisa mewarisi udara yang bersih kepada anak cucu kita.

    BalasHapus
  5. Semoga banyak masyarakat yang tergerak untuk beralih menggunakan BBM Ramah Lingkungan demi terwujudnya Langit Biru.

    BalasHapus
  6. Memang masih banyak sih kendaraan terutama kendaraan umum yang belum menggunakan BBM ramah lingkungan soalnya terbentur masalah harga, tapi untuk jangka panjang sangat tidak aman untuk lingkungan, semoga kebijakan BBM ramah lingkungan serta ramah di kantong menjadi solusi ciptakan udara yang lebih bersih dan sehat, untuk masa depan anak cucu kita nanti.

    BalasHapus
  7. Program Langit Biru ini bagus banget ya mbak
    mendorong masyarakat Membeli bbm ramah lingkungan
    agar bisa menjaga kelestarian lingkungan

    BalasHapus
  8. Yes, aku sbg pengguna BBM yg lumayan sering berpergian, aku harus peduli nih dgn lingkungan. Siap mengikuti Program Langit Biru 🔵

    BalasHapus
  9. Semoga program langit biru ini dapat berjalan dengan baik. Gunakan BBM ramah lingkungan bisa jadi salah satu faktor membuat langit kembali biru

    BalasHapus
  10. Program langit biru yang pasti bikin lingkungan tambah bersih bebas dari polusi saya ikutan loh mba dukung program ini krana smua kendaraan selalu saya isi pertamax ya minimal bngt pertalite biar udara bersih dan langitpun jadi biru yaa

    BalasHapus
  11. sosialisasi kayak gini tuh bagusnya untuk masyarakat menengah ke atas dulu yaa soalnya bagaimanapun juga, harga itu jadi faktor yang berpengaruh banget untuk masyarakat menengah ke bawah

    BalasHapus
  12. aku suka programnya, mereka mulai memikirkan dampak lingkungan, tapi kenapa baru sekarang setelah lapisan ozon mulai kroak :D>?

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^