BPOM dan IDAI Pastikan Sirop Obat Aman Untuk Anak

Akhir-akhir ini perubahan cuaca terjadi begitu ekstrem. Suhu udara ketika siang hari terasa sangat panas dan menyengat, sebaliknya ketika malam hari, suhu udara terasa dingin bahkan seringkali hujan. Dalam kondisi suhu udara yang berubah-ubah, satu hal yang perlu kita waspadai adalah meningkatnya penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan kesehatan pada anak, karena mereka adalah orang-orang yang setiap hari berada diluar rumah untuk bersekolah dan bertemu dengan jutaan virus serta mikroorganisme yang tak kasat mata.

Penyakit yang biasa muncul pada saat perubahan cuaca terjadi adalah Flu yang diakibatkan infeksi virus, sesak nafas akibat musim hujan dan udara dingin, gangguan pencernaan seperti diare juga kelelahan akibat kepanasan karena harus beraktifitas diluar ruangan selama sehari penuh. Penyakit tersebut tak segan-segan datang secara bersamaan jika kita tidak disiplin untuk menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan saat berada diluar rumah.

Untuk itulah saya selalu berupaya melakukan beberapa hal untuk tetap menjaga kesehatan ketiga anak saya dimana dua diantaranya adalah anak dengan usia sekolah yang menjalani kegiatan sekolah sejak pagi hingga sore, dengan melakukan 5 (hal) berikut ini :

  1. Biasakan anak untuk mencuci tangan yang tepat, yakni pakai sabun dan di gosok ke seluruh jari tangan selama 20 detik, baru dibilas air bersih yang mengalir. Lakukan kebiasaan ini setelah mereka pulang sekolah, hendak makan, habis pegang benda kotor atau hewan peliharaan
  2. Istirahat yang cukup, saat anak mulai sekolah tatap muka, biasanya jam tidur mereka bakal berkurang terutama di siang hari,untuk itulah ajarkan mereka untuk tidur berkualitas di malam hari
  3. Rajin berolah raga, kalimat motivasi "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat" harus diterapkan kepada anak-anak sedini mungkin agar mereka tidak malas berolahraga meskipun hanya di akhir pekan
  4. Asupan makanan bergizi, untuk membentuk antibodi yang kuat, asupan makanan bergizi penting untuk disiapkan terutama sebelum mereka berangkat ke sekolah wajib melakukan sarapan di pagi hari karena perut yang kenyang akan membantu otak lebih konsentrasi dan fokus 
  5. Menyiapkan Kotak Obat dirumah yang berisi obat penurun panas, obat Flu dan Batuk, obat pereda asam lambung hingga vitamin dan suplemen imunitas yang dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh serta menjaga kesehatan, karena semuanya sangat berkaitan erat untuk mencegah paparan virus yang saat ini masih marak seperti varian Covid.

Dari kelima hal yang saya lakukan diatas, poin nomor 5 kini menjadi tantangan tersendiri bagi saya karena sebagai seorang ibu yang penuh kekhawatiran, saya sempat panik ketika mendengar kabar berita di sebuah tayangan televisi bahwa beberapa produk sirop obat untuk anak mengandung cemaran berbahaya EG dan DEG yang dapat menyebabkan Gagal Ginjal Akut pada anak, berita ini tentu saja membuat saya harus lebih smart dalam menggunakan Sirop obat dan bersikap tenang sambil menunggu kabar terbaru dari Pemerintah. 


Kegelisahan Para Bunda Indonesia Terkait Cemaran Sirop Obat Untuk Anak

Unfortunately, ditengah masa paceklik sirop obat pada pertengahan hingga akhir 2022 lalu dan kehebohan berita cemaran EG dan DEG tersebut, anak kedua dan anak ketiga saya sempat dilarikan ke sebuah klinik karena mengalami demam yang cukup tinggi pasca liburan ke luar kota, namun di klinik tersebut kami harus menunggu cukup lama karena sirop obat yang biasanya diberikan sebagai pertolongan pertama pada anak yang demam, kini terjadi konversi bentuk obat dari sirop menjadi resep bentuk puyer, sehingga proses meraciknya pun memakan waktu yang lama, sedihnya lagi ketika sudah diberikan 2-3 kali obat puyer tersebut ke anak-anak, respon yang didapat tidak secepat ketika saya memberikan sirop obat, apakah ini berarti sirop obat sudah memenuhi persyaratan kualitas obat yang baik?

Kegelisahan juga semakin memuncak saat pak suami menderita batuk berdahak yang biasanya sembuh dengan sirop obat batuk rasa mentol kini harus beralih ke obat batuk bentuk tablet yang tidak ada sensasi semriwing nya sehingga batuk yang diderita saat itu berlangsung hingga 2 mingguan, lalu ketika stamina tubuh saya menurun saat mengurus anak-anak dan suami yang sakit, multivitamin dalam bentuk sirop yang biasa saya minum akhirnya saya singkirkan dari kotak obat dan menggantinya dengan bentuk kaplet, kondisi saat itu memang tak hanya membuat kita resah dan gelisah tetapi ada perasaan sedih juga saat melihat beberapa apotek harus mengosongkan rak khusus sirop obat yang biasa mereka jual. 

Saya yakin dan pastikan bahwa semua bunda di Indonesia juga ikut merasakan keresahan dan kegelisahan setelah ditariknya Sirop Obat dari peredaran, apalagi yang masih memiliki bayi dan membutuhkan sirop obat saat bayi mereka sakit. Namun kegelisahan tersebut tak perlu dirasakan lagi karena Gabungan Perusahaan Farmasi telah menggelar sebuah acara bertajuk Diskusi Interaktif Kesehatan yang mengupas tuntas seputar Sirop Obat sudah aman digunakan kembali dan list nya bisa kita cek langsung di Website Badan POM, selain informasi penting tersebut, acara yang di gelar oleh GPFI pada hari Selasa 21 Maret 2023 lalu juga menghadirkan pembicara dari beberapa stakeholder yang bisa saya rangkum di bawah ini, silahkan di simak ya buun...

Diskusi Interaktif Kesehatan "Sirop Obat Aman Untuk Anak"

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama dengan Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pakar Farmakologi menyelenggarakan acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirop Obat Aman Untuk Anak yang diadakan di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, pada 21 Maret 2023. Tujuan dari dibuatnya acara ini adalah karena meihat pentingnya  memberikan informasi yang akurat, pasti dan terpercaya mengenai keamanan penggunaan sirop obat atau yang umumnya disebut obat sirup, kepada orangtua dan Dokter Spesialis Anak

  1. Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., M.A.R.S., selaku Direktur Produksi Dan Distribusi Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan 
  2. Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm selaku Direktur Standardisasi Obat dan Plt. Direktur Registrasi Obat, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
  3. Prof. apt. I Ketut Adnyana, Msl., Ph.D selaku Guru Besar farmakologi - Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung, 
  4. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
  5. apt. Noffrendi Roestram, S.Si, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 
  6. Mona Ratuliu, Mom Influencer

Pembahasan pada pagi hari itu dimulai dengan kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) yang terjadi secara massal di Indonesia padahal sebelumnya di negara kita ini masih jarang terjadi
  • Penyebab Terjadinya Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA)

Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) sebenarnya adalah gangguan yang sudah ada sejak lama, namun belakangan ini semakin ditakuti ketika untuk pertama kalinya dalam sejarah di Indonesia, terjadi lonjakan penderita secara masal selama periode Januari 2022 hingga Oktober 2022. 

GGAPA terjadi di 27 Provinsi dan puncaknya pada bulan Agustus, lalu pada tanggal 18 Oktober 2022 Menteri Kesehatan menyetop penjualan Sirop Obat, Menurut dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, kasus GGAPA yang terjadi di Indonesia mirip dengan kasus yang terjadi di Gambia, kemudian tim dokter melalukan tes pada anak-anak yang sakit dan menemukan dikandungan urin dan darah mereka terdapat kandungan EG dan DEG. Dan kejadian ini tidak hanya terjadi pada Rumah Sakit milik Pemerintah namun juga terjadi di di beberapa Rumah Sakit Swasta

dr.Piprim juga menambahkan "Penyebab Gangguan Ginjal Akut sebenarnya adalah penurunan mendadak fungsi ginjal, penyebab bervariasi dapat terjadi pada semua umur artinya walaupun tidak ada keracunan EG tetap ada kejadian meskipun tidak banyak, Seperti pada bulan Januari 2022 hanya terdapat 2 kasus. GGAPA terjadi pada usia Balita, didahului oleh riwayat demam, gejala saluran cerna, pernafasan tanpa ada episode gangguan namun tiba-tiba harus cuci darah. Sejak saat itu IDAI mencari penyebab dengan melakukan diskusi ke IDAI Cabang karena angka kematiannya sudah lebih dari 50%, IDAI juga mengambil tindakan dari Laporan Gambia pada bulan Oktober 2022  dan melakukan tindakan yang sama, Alhamdulillahnya setelah menarik sirop obat, angka kejadian perlahan menurun"

  • Perkembangan Terbaru Mengenai Keamanan Sirup Obat 
Paparan pertama dibuka oleh Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., M.A.R.S., selaku Direktur Produksi Dan Distribusi Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI yang menyatakan “Otoritas kesehatan yang berwenang menyatakan bahwa sirop obat yang sudah diverifikasi ulang dan dirilis oleh BPOM adalah sirop obat yang aman. Sehingga masyarakat bisa kembali menggunakan sirop obat dengan mengikuti anjuran pakai”.

Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M.Pharm, selaku Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekusor & Zat Adiktif (ONPPZA) Dan Plt. Direktur Registrasi Obat, Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik IndonesIa menyatakan “Daftar produk sirop obat yang aman untuk dikonsumsi selama mengikuti anjuran pakai, kini bisa dilihat di website / sosmed BPOM atay melalui kanal publikasi BPOM lainnya. Masyarakat, pasien, fasilitas kesehatan dan dokter diminta untuk tidak lagi khawatir dan ragu”.

Dalam kaitannya dengan GGAPA, Prof. apt. I Ketut Adnyana, Msl., Ph.D selaku Guru Besar farmakologi - Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung, menjelaskan bahwa kasus GGAPA pada tahun lalu terjadi karena adanya intoksikasi obat yang tercemar oleh EG/DEG yang melebihi ambang batas sehingga berdampak masal Namun perlu diketahui bahwa GGAPA bisa disebabkan oleh berbagai faktor lainnya (multifactorial seperti status kesehatan pasien (riwayat penyakit), alergi terhadap suatu bahan tertentu, infeksi (termasuk Covid-19), status nutrisi (dehidrasi), obat, makanan, logam berat, toksikan (EG/DEG dari berbagai sumber), dan lain sebagainya

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menyampaikan hal yang hampir sama, beliau mengatakan bahwa GGAPA sudah ada sejak lama, sehingga perlu investigasi mengenai penyebab GGAPA jika kasus yang terjadi hanya individual. Fakta sudah berbicara bahwa hasil verifikasi ulang produk sirop obat oleh BPOM per November 2022 lalu sudah aman, sehingga produk sirop obat yang sudah dirilis kembali oleh BPOM, bisa diresepkan kembali oleh dokter dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan tenang selama mengikuti aturan pakai.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, apt. Noffrendi Roestram, S.Si mengemukakan pengalaman apoteker dalam menerima keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses sirop obat yang belum boleh beredar dan panjangnya proses mendapatkan obat puyer, selama periode penarikan sementara sirop obat tahun lalu. Namun dengan tidak adanya lagi kasus GGAPA masal sejak dirilisnya produk sirop obat oleh BPOM bulan Desember tahun lalu membuktikan keamanan produk tersebut. Dengan demikian pasien dan orangtua tidak perlu lagi khawatir dan dianjurkan untuk membeli sirop obat di apotek resmi, baik yang berdasarkan resep dokter ataupun untuk pembelian obat bebas.

  • Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI)

Lebih dari 30 tahun Industri Farmasi Nasional yang bekerja di bawah pengawasan regulator Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ri telah menyediakan lebih dari 90% kebutuhan obat yang diproduksi oleh industri swasta nasional dan BUMN. 

Semenjak kasus GGAPA yang disebabkan oleh tercemarnya sirop obat dan diumumkan pada Oktober 2022 lalu, seluruh instansi dan organisasi terkait telah melakukan investigasi dan evaluasi ulang secara menyeluruh dan menyimpulkan bahwa satu-satunya penyebab kasus GGAPA yang terjadi adalah karena adanya cemaran bahan pelarut Propilen Glikol (PG) Propilen Etilen Glikol (PEG) yang diganti dengan Etilen Glikol (EG) / Dietilen Glikol (DEG) oleh satu oknum perusahaan supplier kimia. 


Pada kesempatan yang sama, Tirto Kusnadi selaku Ketua Umum GP Farmasi menutup dengan kesimpulan yang diambil dari hasil Dialog Interaktif Kesehatan yang digelar hari ini. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut : 

1. Ada 2 faktor penyebab GGAPA. Yang pertama adalah GGAPA individu yang terjadi karena faktor medis individu tersebut dan yang kedua adalah gagal ginjal anak masal yang ditandai dengan terjadinya sejumlah besar kasus secara bersamaan, yang disebabkan karena terjadinya pencemaran

2. Dengan sudah dinyatakannya oleh otoritas kesehatan yang berwenang bahwa sirop obat yang sudah melalui verifikasi ulang dan sudah dirilis oleh BPOM adalah sirop obat yang aman, maka Dokter Spesialis Anak tidak perlu ragu lagi untuk meresepkan sirop obat kepada pasien dan masyarakat juga bisa kembali menggunakan sirop obat dengan mengikuti aturan pakai. Yang terakhir, Tirto Kusnadi kembali mengingatkan kepada anggotanya agar tetap disiplin dalam menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Benar (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Benar (CDOB).

Menginformasikan kepada masyakarakat bahwa pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan BPOM dan Kepolisian sudah melakukan proses yang menyeluruhyang berpotensi menyebabkanb GGAM.ntuk memastikan bahwa tidak ada lagi penyebab pencemaran pelarut obat sirup o Meyakinkan masyarakat dan semua asosiasi medis, bahwa obat sirup yang sudah iumumkan sebagai aman oleh BPOM memang sudah terbukti aman dan dapat segera kembali digunakan sebagai obat paling bersahabat untuk anak dan bayi Indonesia. Kunjungi akun Instagram resmi @gpfarmasi.id untuk update terbaru dan 

9 komentar

  1. Baca judulnya ,kan jadi ada ngeri ngeri sedap ya. Akh tapi kita kudu buka mata pasang telinga ya , apalagi kalau udah ada sertifikasi BPOM ya aman nyaman ya

    BalasHapus
  2. Berita gagal ginjal akut pada anak membuat resah para orang tua. Anak sakit, bingung karena obat sirup dilarang.
    Alhamdulillah sekarang udah boleh yaa ada daftar obat yang aman.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah udah tenang kalau nyetok obat sirop ya sekarang yang penting sesuai rilis BPOM dan belinya di tempat legal. Minumnya juga harus sesuai dosis. Selanjutnya moga gak terjadi lagi kasus kek gini.

    BalasHapus
  4. Informasi yang sangat melegakan sekali terutama bagi seorang Ibu.
    Semoga senantiasa update berita dan terjadi komunikasi terbuka seperti ini untuk memberikan pemahaman yang baik.

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah bikin nyaman pastinya dengan sosialisasi ini, sehingga gak khawatir lagi buat digunakan

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah ya. Aku juga ikut senang mendengar bahwa ada sirup obat yang aman dan tidak menyebabkan kerusakan ginjal. Ini tentu akan membantu banyak orang yang menderita penyakit tertentu dan memerlukan obat. Sangat penting bahwa produk-produk obat yang kita konsumsi aman dan tidak menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Terima kasih atas informasi yang sangat berguna ini.

    BalasHapus
  7. sebagai seorang yang telah menjadi orang tua alangkah baiknya lebih berhati-hati dalam memberikan obat untuk anak, terlebih lagi obat dalam bentuk sirup

    BalasHapus
  8. Para ibu dan dokter boleh berlega hati ya kak denger kabar gembira. Keluarga juga tenang tidak perlu lagi khwatir slama cek rilisan sirop obat bpom

    BalasHapus
  9. Obat sirup jadi andalan buat anak anak kalau sakit, alhamdulillah sekarang udah aman jd ngga perlu khawatir lagi

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^