Asyiknya Berbagi Lewat Tulisan

Waktu berlalu begitu cepat hingga tak terasa tahun ini genap tiga tahun sudah Ayah saya harus  menggunakan Urostomy bag di perut bagian kanannya, sebuah kantong berbentuk oval yang membantu Ayah saya setiap kali buang air kecil setelah operasi pengangkatan kandung kemih stadium lanjut pada tahun 2018 lalu

Selama 15 hari di Rumah Sakit, saya menemani Ayah berjuang melawan penyakitnya hingga mendampingi proses operasi yang panjang karena menghabiskan waktu sehari penuh, saya jua lah yang menjadi saksi ketika ayah saya tidak sadarkan diri dan 2x anfal paska terjadinya pembedahan tersebut.

Namun dibalik semua ujian dan cobaan tersebut, saya bersyukur bisa membawa Ayah saya pulang dan kembali berkumpul dengan keluarga dirumah dalam keadaan sehat dan selamat, bahkan hingga saat ini Ayah saya masih enerjik, rajin sholat berjamaah ke Masjid hingga rutin gowes sepeda di pagi hari berkeliling komplek.

Sebuah Kisah Yang Memberi Arti...

Rasa syukur saya tersebut akhirnya mendorong saya untuk menuangkannya dalam sebuah tulisan di blog, kebetulan banget nih pada tahun 2018 lalu, adalah titik awal bagi saya untuk mulai serius mengisi blog baru saya dengan tulisan-tulisan organik, maklum...saat itu saya belum mendapatkan job-job sponsor post seperti sekarang.

Tujuan saya untuk menulis kisah yang terjadi pada Ayah awalnya hanya satu, yaitu ingin mengukir kenangan yang mungkin tidak akan pernah terlupakan seumur hidup saya, dimana keluarga kami harus menghadapi sebuah penyakit langka yang dokter sendiri belum yakin akan bisa mengatasinya, namun siapa yang menyangka jika tulisan tersebut justru membantu banyak orang untuk mendapatkan infromasi tentang penyakit Tumor Buli tersebut.

Pasalnya...selama 3 tahun belakangan ini, pembaca tulisan dalam blog saya bukan hanya sesama blogger atau orang awam saja, namun juga para penyintas Tumor buli dan keluarganya yang ingin tahu lebih banyak seputar penyakit langka tersebut. Di dalam blog, saya juga menuliskan dengan lengkap dimana bisa mendapatkan bantuan kantong stoma dari sebuah Yayasan yang dinaungi pemerintah jika kesulitan untuk mendapatkannya diluar sana.

Dan begitu terkejutnya saya ketika tulisan tersebut "nangkring" di halaman pertama Google selama 3 tahun berturut-turut. Buat saya pribadi, hal ini menjadi sebuah prestasi tersendiri karena tulisan tersebut banyak di cari oleh orang. Dan sejak tulisan itu saya publish, sudah puluhan orang yang menghubungi saya lewat kolom komen di Blog, mengirim email hingga DM Instagram untuk sekedar berkonsultasi secara gratis. 

Terkadang obrolan saya dengan pasien atau keluarganya bisa memakan waktu hingga 1 jam, sebab mereka juga ingin pasien tumor buli seperti Ayah bisa sehat dan beraktivitas kembali seperti sebelum sakit. Saya juga tak henti-hentinya memberi mereka semangat untuk tetap melanjutkan pengobatan dan memberikan rekomendasi pada beberapa hal yang saya ketahui.

Kehadiran mereka tak hanya untuk  mengorek informasi tentang penyakit Tumor Buli tersebut tetapi juga untuk menjalin silaturahmi dengan saya. Alhamdulillahnya saya jadi punya "saudara ketemu gede" dari Sabang sampai Merauke hingga negeri tetangga. Terus efeknya apa dong buat saya? Enggak dapat cuan juga kan dengan membantu mereka?

Indahnya Berbagi...

Justru itulah temans...kalau boleh jujur, ketika mulai berbagi informasi kepada mereka, hati saya terasa sangat bahagia, terlebih jika pasien atau keluarganya mengabarkan kemajuan yang pesat paska pengobatan penyakit tersebut. Hati saya jadi ikutan lega bukan main. Bahkan beberapa penyintas Tumor Buli tersebut kini sudah menjadi anggota Yayasan Kanker Indonesia berkat rekomendasi saya.

Tak ada sedikitpun niat saya untuk mengambil untung atau meminta upah dari apa yang telah saya lakukan, karena saya setuju pada sebuah pernyataan bahwa "Money can't buy happiness". Berapapun nominal uang yang ada, tidak akan dapat membeli kebahagiaan sebab rasa bahagia, hanya kita sendiri yang bisa ciptakan. Dan saya bahagia bisa berbagi. 

Rejeki Datang Karena Berbagi...

Sejak saya kecil, Ayah saya sering banget berpesan kepada anak-anaknya untuk banyak berbagi dan bersedekah, jika belum bisa bersedekah harta maka bersedekah senyum pun tak apa atau bisa dalam bentuk yang lain misalnya membantu dan menolong orang lain yang sedang "butuh". 

Pesan tersebut masih terus saya inget hingga sekarang, makanya ketika banyak orang yang membutuhkan informasi seputar Tumor Buli tersebut, saya siap membantu dengan ikhlas dan tangan terbuka, menjawab pesan-pesan yang masuk lewat media sosial saya satu persatu tanpa lelah, sampai suatu hari saya merasa mendapat 'imbalan' dari apa yang telah saya lakukan.

Peribahasa "Apa  yang kita tanam itu yang kita tuai' beneran kejadian, ketika ibu saya harus dirawat di Rumah Sakit karena terpapar Covid-19, begitu banyak bantuan yang saya dapatkan dari lingkaran pertemanan saya, bentuknya pun beragam ada yang bersifat materil maupun moril, saya sempat merasa kaget atas keajaiban dan anugerah Allah SWT kepada saya hingga akhirnya saya semakin yakin bahwa inilah cara tangan Allah bekerja untuk hamba-Nya

Berkat bantuan informasi dari teman-teman, semua keperluan ibu di Rumah Sakit dengan mudahnya saya dapatkan, barang-barang yang saya beli secara online juga tiba tepat waktu berkat layanan JNE. Aah...pokoknya semua sungguh dimudahkan. Terimakasih ya Allah SWT dan semua yang telah membantu proses penyembuhan ibunda tercinta.

Buku Bahagia Bersama kiriman seorang sahabat

Belajar Banyak Hal Positif Dari Buku Kang Maman...

Ketika menjaga ibu di Rumah Sakit, setiap harinya saya menerima begitu banyak kiriman berupa makanan, minuman, suplemen kesehatan hingga obat-obatan herbal dari teman-teman dan orang-orang baik disekitar saya. Namun ada sebuah paket yang sangat berkesan yang dikirimkan oleh seorang sahabat, yaitu sebuah buku berjudul "Bahagia Bersama" yang ditulis oleh Kang Maman, penulis buku favorit saya. Siapa sih Kang Maman itu?

Kang Maman memiliki nama asli Maman Suherman, beliau adalah seorang tokoh publik yang aktif menjadi narasumber di sejumlah acara televisi, menjadi Sahabat Literasi Kemendikbud dan sering berkeliling negeri untuk berbagai kegiatan keliterasian.

Kang Maman juga aktif menulis dan menerbitkan buku secara rutin. Puluhan bukunya dalam berbagai genre sudah terbit, salah satunya yang terbaru berjudul "Bahagia Bersama" sebagai bentuk kolaborasi dengan JNE yang memiliki tagline Connecting Happiness yaitu mengantarkan kebahagiaan.


Setelah membacanya, buku tersebut tak hanya menghibur dikala sepi dan bosan melanda, lewat untaian kalimat-kalimatnya, banyak pesan tersirat yang bisa saya ambil setelah membacanya, yaitu tentang makna Berbagi, Memberi dan Menyantuni. Dimana ketiganya menjadi bekal sukses sebuah perusahaan bernama JNE. Lembar demi lembar yang saya baca, membuat saya semakin ingin belajar bagaimana buku luar biasa ini bisa lahir dan enak dibaca.

Ketika rasa penasaran saya semakin menyeruak, saya mendapatkan sebuah kesempatan untuk mengenal lebih jauh sosok Kang Maman dan mencuri ilmu bagaimana Asyiknya Nulis Yang Asyik dalam sebuah LIVE Streaming di akun Instagram @jnewsonline beberapa waktu yang lalu. 

Dari semua kejadian yang saya lalui, saya kok merasa kalau semuanya sangat relevan dengan apa yang dikatakan Kang Maman dalam IG Live tersebut. Menurut kang Maman, menulis adalah mengabadikan masa lalu dan masa kini, untuk itu tuliskan dengan detail apa yang sedang kita rasakan dan kita alami. Menulis juga harus dimulai dengan hepi, kosongkan pikiran dan hati agar lebih fokus

IG Live bersama Kang Maman

3 tahun yang lalu, saya memang menuliskan kisah Ayah tersebut dengan sangat fokus, berharap bisa membahagiakan diri sendiri karena berhasil memberi support pada Ayah untuk kembali memulai kehidupan barunya setelah tak memiliki kantong kemih lagi. Dari kasus Ayah saya juga banyak belajar tentang bagaimana pentingnya menjaga kesehatan tubuh.

Sebagai narasumber, kang Maman begitu gamblang memaparkan berbagai tips menulis agar enak dan asyik untuk dibaca. Laki-laki yang cenderung serius namun santai ini ternyata sudah melahirkan 30 buah buku loh dan ia sangat bangga dengan profesinya sebagai penulis. Terimakasih Kang Maman untuk semua ilmu yang telah dibagi, semoga kami dapat mengikuti jejak Kang Maman di kemudian hari. Aamiin...



6 komentar

  1. Luar biasa banget sih mba, bisa dijadikan kisah inspiratif buat teman yang lain.
    Karena dalam hal berbagi bukan cuma materi doang,tapi dengan share ilmu juga berdampak positif.

    BalasHapus
  2. sebuah buku tulisan kang maman memang selalu menginspirasi karena kang maman sendiri orang yang penuh inspiratif, karena menulis itu bisa mengabadikan masa lalu dan masa kini

    BalasHapus
  3. MashaaAllah Tabaraqallah.. Terharu bgt aku bacanya kak..

    Memang yaa dengan berbagi itu bukan malah membuat apa yg kita punya berkurang, justru sebaiknya inshaAllah semakin bertambah..

    Sehat2 selaluuu kak ❤️

    BalasHapus
  4. Jujur, aku baru tau Kang Maman. Jadi penasaran sama buku2 yg ditulisnya. Lagi haus bacaan yg penuh makna soalnya

    BalasHapus
  5. Masya Allah Indri, ga nyangka ya nangkring sampe 3 tahun. Hebat kamu 😍

    BalasHapus
  6. Inspiratif sekali dong ya kak, buku Kang Maman tersebut. Jadi pengen punya juga.

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^