Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman besar bagi negara kita sebab sebagai negara dengan iklim tropis, Indonesia menjadi tempat yang paling nyaman untuk para nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak, terlebih ketika musim penghujan datang lebih awal. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada November 2022, terlihat bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) mengalami peningkatan pada bulan November setiap tahun. Fenomena ini telah berlangsung secara konsisten selama satu dekade terakhir
Meskipun bukan tergolong pandemi namun DBD merupakan suatu wabah yang menyebabkan kejadian luar biasa dan angka kematiannya pun belum dapat ditekan hingga tahun 2023 ini. Di Indonesia, penyakit demam berdarah atau dengue terus menjadi beban penyakit yang signifikan di banyak wilayah. Tiga dari empat kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun. Sejalan dengan target global zero dengue death (yang dicanangkan) pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan telah menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Dengue dengan cara mengedukasi masyarakat untuk melakukan berbagai upaya sebagai bentuk pencegahan demam berdarah seperti :
- Melakukan Fogging (Pengasapan)
- Penerapan 3MPlus (Menutup, Menguras, dan Memanfaatkan)
- Pembagian kelambu
- Gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J)
- Menanam tanaman pengusir nyamuk
- Memakai lotion, memakai kelambu
- Metode Wolbachia
- Imunisasi Dengue
Baca Juga : Waspada Demam Berdarah, Lakukan 3M Plus Vaksin
Kemenkes dan Takeda Gelar Kegiatan
"Langkah Bersama Cegah DBD"
Demam berdarah adalah ancaman kesehatan masyarakat utama. Pemerintah Indonesia melalui Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 menilai pentingnya pencegahan melalui 3M Plus dan upaya inovatif seperti vaksinasi guna menyukseskan tujuan nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Sebagai respons terhadap situasi ini, Takeda dalam komitmennya terhadap kerjasama publik-privat yang kuat dalam penanganan DBD telah bersinergi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Perjanjian Kerjasama yang diresmikan tahun ini.
Dalam rangka implementasi kerjasama tersebut, Takeda berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia untuk melakukan serangkaian kegiatan "Langkah Bersama Cegah DBD" yang dihelat pada hari Minggu tanggal 5 November 2023 bertempat di area Car Free Day Gedung Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat. Rangkaian acara pada hari itu dimeriahkan oleh berbagai keseruan yaitu :
- Jalan Sehat Cegah DBD
- Booth Edukasi Cegah DBD
- Komika Bicara Cegah DBD
- Ngobrol Seputar Cegah DBD
- Aksi Komunitas Cegah DBD
Melalui Langkah Bersama Cegah DBD, Takeda juga berhasil mencatatkan rekor Museum Rekor Dunia- Indonesia (MURI) untuk penandatanganan komitmen pencegahan DBD oleh lebih dari 2.500 tanda tangan dan membahas pentingnya pencegahan demam berdarah dengan #Ayo3MplusVaksinDBD. Keseruan acara "Langkah Bersama Cegah DBD" tidak berhenti sampai disitu, karena masih ada edukasi seputar Dengue dari para pakar lewat sebuah Mini Talkshow yang digelar pada waktu yang bersamaan dan dihadiri oleh Media, Blogger juga para Influencer yang peduli akan kesehatan.
Baca Juga : Cegah dan Kendalikan Demam Berdarah
Cegah DBD dengan #Ayo3MplusVaksinDBD
Masih bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui aksi bersama yang melibatkan semua orang untuk berkomitmen pada "The First Living Pledge" dengan fokus pada pencegahan DBD melalui kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD secara berkelanjutan. Takeda menggelar sebuah mini talkshow yang mengupas tuntas seputar pencegahan penyakit DBD dengan menghadirkan beberapa orang narasumber yaitu :
- Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines
- dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
- dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD,
- Dokter Kanya Ayu Paramastri, Sp.A
- Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morschek
Acara mini talkshow pada siang hari itu dipandu oleh MC Ajeng Kamaratih yang mengajak para tamu undangan yang hadir menyimak sebuah video sambutan dari Bapak Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU, sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dalam video tersebut, beliau mengatakan, "Strategi (ini) dimulai dengan pelibatan masyarakat khususnya dengan gerakan 3M Plus yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas, serta Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk. Kini Kemenkes juga mendukung pengendalian vektor dengue dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia yang tengah dilakukan pilot project di enam kota yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Semarang, Kupang, dan Bontang. Kementerian Kesehatan juga menyambut baik inovasi vaksin dengue yang kini dapat diakses oleh masyarakat luas."
Beliau juga menambahkan "Kami mengapresiasi Takeda atas penyelenggaraan kampanye Langkah Bersama Cegah Dengue. Kampanye ini penting untuk meningkatkan kesadaran, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan dengue, serta meningkatkan kerja sama di antara seluruh pemangku kepentingan. Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan 3M Plus dan Vaksin Dengue. Mari kita menjadi bagian dari sejarah, bersama-sama kita wujudkan Indonesia bebas dengue,"
Takeda telah menjalin kemitraan yang kuat dengan pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan DBD, termasuk melalui Perjanjian Kerjasama dengan Kementerian Kesehatan. Upaya berharga. Dalam paparannya, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines mengatakan, "Kami merasa terhormat dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan kepada kami dalam menjalin kemitraan untuk mencegah DBD dan mencapai nol kematian akibat DBD di Indonesia pada tahun 2030. Takeda tetap berkomitmen untuk memainkan peran aktif dalam memerangi DBD sebagai salah satu pendiri KOBAR (Koalisi Bersama Lawan Dengue) dari sektor inovator. Langkah-langkah inovatif, seperti pelaksanaan kampanye masyarakat #Ayo3MplusVaksin DBD dan penyediaan vaksin DBD, semua ini secara bersama-sama membawa kita lebih dekat ke tujuan bersama yaitu melindungi masyarakat Indonesia dari DBD."
Narasumber berikutnya, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, menambahkan, "Vaksinasi DBD pada orang dewasa pun penting. Rekomendasi imunisasi merupakan respons terhadap meningkatnya risiko DBD pada individu dewasa. Penting untuk memahami jadwal vaksinasi DBD paca orang dewasa, yang sering kali harus disesuaikan dengan faktor risiko individu dan rekomendasi medis. Melengkapi upaya 3M Plus, vaksin DBD dapat menjadi alat pencegahan tambahan yang efektif dalam melindungi masyarakat dari risiko serius yang disebabkan oleh penyakit DBD. Kesadaran akan manfaat 3M Plus dan vaksinasi ini semakin penting dalam menjaga kesehatan masyarakat secara luas."
Pasangan Selebriti Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morschek, pemerhati dengue pun berbagi pengalaman mereka dengan penyakit ini. "Beberapa waktu lalu, anak kedua saya, Mars, terinfeksi DBD, membuat kami sangat sedih. Pengalaman ini mengingatkan kita bahwa semua orang berisiko, tidak tergantung pada usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidup mereka. Kami merasa lebih tenang saat kami telah melaksanakan 3M Plus dan menerima dua dosis vaksin DBD, tentunya masyarakat tetap dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter masing-masing sebelum menerima vaksinasi di berbagai fasilitas kesehatan."
Badan POM telah memberikan ijin edar vaksin DBD untuk digunakan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun. Pemberian vaksin DBD ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengurangi risiko yang serius akibat DBD pada anak-anak, terutama hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD. Dokter Kanya Ayu Paramastri, Sp.A menjelaskan, "IDAI merekomendasikan anak-anak usia 6 tahun hingga 18 tahun untuk melakukan vaksinasi DBD. Rekomendasi ini didasarkan pada bukti kuat akan keamanan serta efikasi vaksinasi DBD yang terbukti dalam studi klinis. Lebih lanjut, sebagai klinisi dan bagian dari instrumen terdepan dalam upaya pencegahan DBD, saya berharap tentunya para keluarga dapat menerapkan 3M Plus dan sehingga lebih banyak anak serta masyarakat luas yang dapat terlindungi dari penyakit
Vaksinasi DBD secara klinis efektif mengurangi tingkat kejadian terjangkitnya DBD yang dapat terjadi berulang kali baik pada anak dan dewasa serta menurunkan tingkat keparahan yang akan menurunkan tingkat rawat inap dan kematian karena DBD. Usia indikasi vaksin DBD yang luas yaitu 6- 45 tahun membuat vaksin DBD dapat melindungi keluarga dan komunitas terhadap penyakit ini.
Komitmen Takeda terhadap Vaksin
Hingga minggu ke-33 di tahun 2023, tercatat 57.884 kasus DBD (dengan tingkat insidensi sebanyak 21,06 per 100.000 penduduk) dan 422 kematian (dengan tingkat kematian sebanyak 0,73%). dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan "Kasus DBD tetap menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, terutama dengan fenomena El Nino. Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi kasus DBD menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, menuju nol kasus kematian pada tahun 2030. Penting untuk diingat bahwa semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup mereka. Inilah sebabnya mengapa perlindungan komprehensif, termasuk kampanye Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD, sangat penting dalam upaya kami untuk melindungi masyarakat."
Vaksin dapat mencegah 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun dan telah mengubah kesehatan masyarakat global Selama lebih dari 70 tahun, Takeda telah memasak vaksin untuk melindungi kesehatan orang-orang di Jepang. Saat ini, fokus unit vaksin global Takeda menerapkan inovasi untuk mengatasi beberapa penyakit menular paling menantang di dunia, seperti dengue, COVID-19, flu pandemi, dan Zika. Bersama Kemenkes dan Takeda, ayo jadi bagian Indonesia bebas kematian akibat DBD 2023 dengan melalukan 3M plus Vaksin DBD.
DBD tidak bisa diremehkan, kita bisa lakukan tindakan preventif dengan vaksin DBD
BalasHapusBetul sekali mas, dengan adanya vaksin DBD dpt mencegah penyakit DBD agar tidak terlalu parah
Hapus3 M aja nggak cukup ya kak, vaksin tetap dibutuhkan. Nah cuaca gini aku rasain nyamuk.mulai ada nih dirumah. Makanya pot/tempat siram tanamn yg nampung air hujan langsung aku buang- buangin airnya. Jaga jangan jadi telur nyamuk
BalasHapusUntuk menjaga kesehatan memang kitanya harus rajin ya mba
HapusSemoga dengan adanya vaksin, selain 3M yang memang kita sudah pahami dan lakukan, langkah pencegahan ini bisa juga ditambah untuk dilakukan agar kita semua saling jaga kesehatan dan imun semakin kuat cegah DBD.
BalasHapusSetuju banget kak Lendy
HapusEdukasi tentang pencegahan DBD melalui Ayo 3M Plus dan vaksin DBD perlu disebarkan lebih luas.
BalasHapusAgar semakin paham manfaat vaksinasi
HapusMemasuki musim hujan ini memang antisipasi makin digiatkan 3M nya dan tambah juga dengan vaksin, sebagai upaya pencegahan
BalasHapusYuk segera vaksin ke Rumah Sakit terdekat
HapusDBD emang selalu musim, apalagi di musim hujan gini. Udah paling bener ikutin 3M plus Vaksin DBD biar tubuh terhindar dari penyakit ya kak :)
BalasHapusMakanya kita harus waspada saat musim hujan
BalasHapus