Kiat Sukses Mendidik Gen Z di Era Digital

)

Seminggu kemarin saya dan beberapa orangtua murid yang tergabung dalam komite sekolah disibukkan dengan persiapan Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November lalu, seperti tahun-tahun sebelumnya, di sekolah kakak rencananya akan membuat sebuah perayaan sederhana dengan menghadirkan paket nasi tumpeng, bucket bunga serta bingkai foto bertuliskan ucapan hari guru yang akan diserahkan pada hari spesial tersebut ke setiap wali kelas. 

Melihat anak-anak yang begitu antusias menyambutnya, kami para orangtua tentu saja ikutan semangat karena peran guru memang begitu besar bagi proses belajar anak-anak kita disekolah. Mereka mendidik siswa-siswinya dengan penuh kasih sayang agar menjadi orang yang sukses di masa depan. Berbagai tantangan pun dilalui oleh para guru jaman now, mulai dari perubahan kurikulum pendidikan, kemajuan teknologi serta sikap dan perilaku anak-anak Gen Z yang jauh berbeda dengan era kami para orangtuanya. 

Oleh karena itu, dengan segala kesabaran para guru tersebut, kami ingin berterimakasih atas bantuannya dalam proses belajar anak-anak. Kami tahu tidak mudah menghadapi atau mengajarkan anak-anak Gen Z, sebagai orangtua awalnya saya pun sempat bingung dengan perilaku dan kebiasaan mereka, sampai akhirnya saya mengulik untuk sekedar mencari tahu gaya belajar generasi Z lewat sebuah website. Tetapi sebelumnya saya ingin menjelaskan apa itu Generasi Z atau Gen Z? 

Generasi Z & Gaya Belajarnya 

Generasi Z atau yang dikenal juga sebagai Gen Z, merupakan mereka yang lahir diantara tahun 1996 – 2012. Anak-anak yang lahir pada tahun tersebut, rata-rata saat ini sudah menginjak remaja atau sedang duduk di bangku kuliah. Dalam hal belajar, generasi Z tentu memiliki gaya belajar yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa gaya belajar generasi Z menurut penerbitcmedia.com

  • Menyukai metode belajar learning by doing.

Generasi Z lebih menyukai metode belajar learning by doing. Bereksperimen atau melakukan praktik lebih disukai dibanding duduk di kelas saja. Oleh karena itu, guru-guru harus semakin kreatif dalam mengajar.

  • Membutuhkan tujuan yang jelas di awal pelajaran dan feedback yang cepat.

Sebelum belajar, generasi Z harus mengetahui apa saja topik yang akan ia pelajari dan hasil seperti apa yang diharapkan dari aktivitas belajar tersebut.

  • Membutuhkan tutor yang memposisikan diri sebagai sahabat.

Generasi Z lebih suka dan mampu belajar dengan baik apabila guru dapat memposisikan diri sebagai sahabat mereka, mengajar dengan pendekatan personal, tidak terlalu menggurui dan tidak bersikap terlalu galak sehingga memberi kesan menakutkan.

  • Fokus pada pembelajaran audio

Bagi generasi Z, bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan audio visual jauh lebih berkembang sehingga perlu membuat audio dan bentuk-bentuk visual pembelajaran yang lebih menarik dan efektif serta menyenangkan.

  • Belajar melalui gadget.

Perangkat teknologi seperti smartphone merupakan alat yang sering dipakai generasi Z dalam mendukung dalam proses belajar. Durasi akses rata-rata bisa mencapai 15,4 jam per minggu. Melalui smartphone, mereka tidak terpaku dengan buku teks saja sehingga mereka dapat mencari informasi lebih luas yang dapat meningkatkan proses belajarnya.

  • Belajar sebagai permainan.

Perlakuan belajar sebagai permainan akan lebih menyenangkan dan efektif. Permainan ini akan memotivasi diri mereka untuk terus mendorong ke arah penguasaan yang lebih besar dari materi pelajaran.

  • Lebih berpikir kritis.

Generasi Z lebih cenderung fokus pada berpikir kritis untuk dapat memecahkan suatu masalah daripada menghafal informasi. Oleh karena itu, dalam proses belajar mereka lebih suka dan lebih mudah mengerti terhadap penerapan konsep yang konkret dibandingkan disuruh untuk menghafal rumus-rumus.

  • Multitasking.

Generasi Z termasuk generasi yang multitasking, yaitu mereka bisa mengerjakan beragam tugas dalam satu waktu. Jangan heran jika seseorang dari generasi Z bisa mempelajari banyak hal sekaligus. Mereka mampu menggunakan lima media berbeda secara bersamaan dalam satu waktu. Dengan hal ini mereka cenderung memiliki tingkat kreativitas yang tinggi.

Selain mencari informasi seputar gaya belajar Gen Z, saya juga penasaran tentang bagaimana cara menghadapi kedua anak saya dirumah yang lahir sebagai Gen Z, agar mereka merasa tetap nyaman berpendapat, terbuka dalam hal apapun dan tetap hormat kepada orangtua dan gurunya tanpa harus dinasehati panjang lebar. Nah semua jawaban dari rasa penasaran tersebut saya temukan di acara Webinar Edukasi Sinotif yang digelar pada hari Sabtu lalu.


Webinar Edukasi Sinotif

Bertepatan dengan peringatan Hari Guru yang jatuh pada Hari Sabtu 25 November 2023, Sinotif Indonesia, pelopor Bimbel Interaktif menggelar Webinar Edukatif Edisi Spesial Hari Guru dengan menghadirkan narasumber yang tak kalah spesial yaitu Kak Firmansyah yang berprofesi sebagai seorang guru, Blogger dan juga Content Creator. Tema webinar kali ini adalah "Mendidik Gen-Z dengan Pendekatan Kekinian" , pas banget kan dengan apa yang sedang kita butuhkan? 

Perwakilan dari Sinotif, kak Hafidz Noor yang juga bertugas sebagai moderator membuka acara dengan sebuah video mengharukan yaitu kisah perjuangan seorang guru yang telah 7 tahun lamanya mengajar Bimbel Live Interaktif di Sinotif.  Melihat tayangan video tersebut membuat saya semakin yakin untuk memilih Sinotif sebagai bimbel eksakta terbaik untuk si kakak yang kini sudah di bangku SMP. 

Kembali ke acara Webinar, narasumber yang hadir kali ini juga tak kalah menarik karena kak Firman selain sibuk mengajar di sekolah, beliau juga seorang Blogger dan Content Creator yang sedang menempuh jenjang pendidikan S2 di salah satu universitas yang ada di Serang Banten. Dengan berbagai keahlian tersebut boleh dibilang kak Firman adalan sosok seorang guru zaman now yang multitasking.

Profesi Guru digelutinya sejak tahun 2012 hingga saat ini dan beliau mengajar di sebuah Pondok Pesantren dengan mata pelajaran dalam ruang lingkup bahasa, seperti Bahasa Arab dan Bahasa Inggris juga Pendidkan Agama yang lebih banyak porsi di lingkungan Pesantren. Kak Firman bercerita bahwa passionnya sebagai seorang guru sudah muncul sejak beliau masih kanak-kanak, dengan berbagai usaha dan perjuangan, cita-citanya untuk menjadi tenaga pendidik akhirnya tercapai. 


Melalui Webinar pada hari Guru tersebut, kak Firman mengingatkan kembali kepada kami para orangtua bahwa kewajiban mendidik anak sebenarnya adalah tugas seorang guru saat disekolah namun menjadi tugas kedua orangtua saat mereka berada dirumah, artinya pendidikan tidak dibebankan kepada pihak sekolah saja, para guru dan orangtua harus berkolaborasi agar proses belajar lancar dan sukses

Namun seorang guru akan terus menjadi fasilitator sekaligus role model untuk murid-muridnya terutama anak-anak Gen Z yang lebih suka diberi contoh langsung ketimbang di nasehati. Kak Firman juga berbagi kiat-kiatnya sebagai guru untuk mendidik anak Gen Z beberapa diantaranya adalah :

  1. Seorang guru harus meningkatkan kapasitas dalam mengajar & berani berinovasi
  2. Mampu menghadapi tantangan ketika mengajar lansung dilapangan baik terkait administrasi maupun persiapan di balik layar,
  3. Tetap bersemangat meski honor yang diterima lebih kecil dibanding profesi lainnya
  4. Tanggap terhadap perubahan zaman, ketika zaman berubah, tak hanya teknologi tetapi anak-anak juga berbeda kondisi begitu juga cara mengajarnya
  5. Memposisikan peran guru pada tempatnya, pada kondisi murid yang sedang down, sosok guru bisa menjadi teman saat mereka sedang butuh teman bicara

Kak Firman menambahkan "Selain tenaga pendidik (Guru), orangtua atau ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya, sehingga mempunyai peran penting di keluarga untuk mendidik anak dengan baik, mengatur jam belajar dan penggunaan gadget, serta menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya". 

Ada juga beberapa tips dari kak Firman untuk para orangtua yang memiliki anak Generasi Z yaitu : 

  1. Anak kita tetap menjadi tanggung jawab kita sebagai orangtua
  2. Sempatkan untuk bonding agar ikatan lebih kuat, ajak makan bersama
  3. Peduli dengan keberadaan mereka, menghabiskan waktu bersama, libatkan anak saat membuat konten
  4. Peran ayah juga sangat penting, ajak anak-anak mencuci mobil bersama, nonton TV bersama
  5. Pahami sikap dan perilaku anak, terutama anak usia remaja yang sedang berada di masa transisi dan sering mood swing
  6. Jika memungkinkan, kenalkan gadget pada anak karena anak gen Z sejak lahir sudah dikelilingi oleh kecanggihan teknologi
  7. Jangan langsung judge anak ketika bermain games, tanya atau tegur dengan lembut apa yang sedang dikerjakan dengan gadget, jika ketahuan menonton atau melenceng
  8. Penggunaan harus dibatasi ketika usia balita, tidak memberi gadget saat anak makan, terapkan pola asuh yang tidak menggunakan gadget, ajak anak beraktivitas fisik.
  9. Ajak anak bikin peraturan bareng dengan diskusi terbuka 
  10. Menjadi orangtua yang tanggap, baik terhadap teknologi, lingkungan sekolah, serta lingkungan pergaulan

Wah sungguh luar biasa paparan yang diberikan oleh kak Firman sebagai seorang narasumber, saya pribadi sebagai orangtua langsung mencatat berbagai tips bermanfaat tersebut agar bisa diterapkan dalam mendidik putra-putri saya yang masuk kedalam kategori Gen Z. Di akhir paparannya, kak Firman menyampaikan kebanggaannya  sebagai seorang guru, menurutnya...peran guru besar sekali dalam membangun peradaban, meskipun guru bukan orang hebat dan selalu dianggap remeh tapi dengan adanya guru banyak menghasilkan orang-orang hebat


Bagi para orangtua yang anaknya gemar membuat konten, bisa diarahkan dengan baik karena di jaman sekarang, siapapun bisa jadi konten kreator. Namun tetap harus diingat bahwa secanggih apapun gadget kita, fungsinya hanya sebagai tools atau perangkat sedangkan sebuah konten yang bagus harus dimulai dengan mengolah ide, kreativitas serta pembelajaran dan bisa memanfaatkan  perangkat. Jika si kecil gemar bermain laptop, ajak mereka untuk berkegiatan positif seperti mengikuti Bimbel Live Interaktif bersama Sinotif 

Sinotif sendiri adalah bimbel live interaktif spesialis eksakta/Bimbel Matematika yang telah sukses membimbing lebih dari tiga puluh ribu siswa sekolah dengan kurikulum Nasional, Nasional Plus & Internasional. Dalam rangka memperingati Hari Guru, Sinotif memberikan promo menarik yang sayang untuk dilewatkan yaitu diskon 50% serta promo spesial diskon uang les 1 bulan dan Cashback hingga 1 juta rupiah. Langsung cek promonya di akun Instagram @sinotif.official dan Harga BImbel Sinotif


1 komentar

  1. Habis baca ini Jadi tahu dan lebih perhatian sama guru ternyata banyak yang masih honorer yang gajinya tidak seberapa. Kalau ada rezeki atau promo e-commerce kaya pantes kasih ke guru anak kita. Bukan hanya di kasih pas hari guru aja. Selamat hari guru.

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^