Ketika September Ceria Nyaris Menjadi Sadtember


Setelah bulan Juli dan Agustus sepi job menulis, saya sangat berharap banyak pada bulan September ini. Harapan tersebut tentu saja berisi doa agar September menjadi bulan yang penuh keceriaan dan penuh keberkahan bagi saya dan keluarga. Namun ternyata September saya hampir tak jadi ceria sebab begitu banyak cobaan yang saya alami, mulai dari anggota keluarga yang bergantian diberi ujian sakit, hingga kondisi minim keuangan

Mungkin sebagian orang tidak akan percaya kalau saya pernah mengalami kesulitan keuangan sebab postingan saya di sosial media selalu mengandung kesenangan, makanya beberapa teman selalu mengetuk pintu rumah saya dan menghubungi saya lewat japri untuk sekedar meminjam uang atau ada juga yang terang-terangan meminta sumbangan. Bayangkan saja guys, setiap bulannya, ada saja yang datang atau chat minta bantuan utangan, enggak hanya 1 orang tapi bisa 3 orang. 

Yang bikin saya gondok adalah orang-orang ini selalu orang yang sama setiap bulannya, misalnya tanggal 5 ngutang, nanti tanggal 25 nya dibayar, begitu terus setiap bulannya. Ada lagi yang tukang molor, waktu pinjam dia bilang seminggu lagi dibayar, tau-taunya sebulan baru dibayar. Ada juga yang udah ngutang enggak bayar-bayar, enggak ada basa-basinya, setiap ketemu lempeng aja gitu mukanya. 

Namun saya yakin setiap cobaan yang terjadi pastinya selalu diiringi oleh hikmah dibelakangnya, untuk itu tetap bersyukur setiap waktu karena hidup enggak melulu cobaan, masih ada kebahagiaan yang bisa kita rasakan, seperti sebuah kisah dalam hidup saya di bulan September yang random ini. Bismillah...numpang curhat ya guys!

Alhamdulillah Renovasi Rumah Selesai dalam 25 hari...

Akhir Bulan Agustus kemarin saya dan suami memutuskan untuk merenovasi rumah Venezia tipis-tips, kenapa saya bilang begitu? Karena budgetnya memang tipis, hanya cukup untuk mengganti kayu-kayu bagian atap dengan baja ringan agar lebih safety dari serangan rayap, selain itu juga saya kok merasa rumah yang atapnya menggunakan baja ringan akan lebih kokoh dibanding menggunakan balok-balok kayu. 

Nah untuk renovasi kali ini budget yang harus dikeluarkan ternyata tidak terbilang tipis, dananya kami ambil dari uang simpanan yang tadinya ditabung untuk membeli sepeda motor favorit saya yaitu Scooter Vespa, namun harus saya tunda untuk hal yang saya rasa lebih penting ini. Demi keselamatan keluarga juga toh? karena agak takut juga kalau tiba-tiba atap rumah rubuh dan memakan korban jiwa.

Oiya untuk proses renovasi rumah kemarin memakan waktu hingga 25 hari kerja karena hanya dikerjakan oleh 2 orang tukang profesional tanpa kenek. Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan, semua ruangan didalam dan luar rumah juga di cat ulang, begitupun pintu pagar besinya. Wah pokoknya love banget dengan rumah lama rasa baru ini hehehe...

Happynya lagi di awal bulan September proses renovasi kelar, namun setelahnya terbitlah masa-masa bokek alias enggak punya duit, karena dananya memang jadi over budget. Alhamdulillahnya, sekitar 2 minggu kemudian, saya terima fee dari beberapa kerjaan jadi masih punya uang simpanan dari hasil "mainan sosmed" di rekening pribadi. Mau tak mau uang yang ada disitulah akhirnya yang kami pakai untuk menyambung hidup hingga pak suami gajian nanti. 

Nekat Bersedekah Ketika Sempit...

Setelah puas dan lega melihat nominal yang ada di rekening, saya lanjut membuka sosmed. Lalu muncullah status seorang teman di Facebook yang sedang kesulitan ekonomi. Saat itu hati saya terketuk untuk ikut membantu mengurangi sedikit bebannya. Meskipun saya juga sedang tidak banyak duit. Lalu saya langsung menghubunginya dan meminta nomor rekeningnya untuk transfer sejumlah uang untuk dia. 

Loh bukannya lagi bokek?

Iya sih tetapi saya masih punya cukup uang, masih tinggal dirumah sendiri dan masih bisa makan enak setiap hari. Pokoknya hidup saya masih lebih beruntung daripada dia, kata saya di dalam hati. Kesulitan yang dia hadapi sekarang tak lain dan tak bukan adalah tidak bisa membayar kontrak rumah, tidak ada cukup uang untuk anaknya bersekolah dan juga untuk menyambung hidup. Sebagai sesama manusia mana tega melihat kondisi teman yang memprihatinkan seperti itu

Sayangnya...tindakan saya malah disalahkan beberapa teman karena membantunya, konon nih orang yang saya bantu ini punya banyak kasus keuangan, ada juga yang bilang dia memelas di sosial media karena harus membayar hutang pada pihak lain, waduh apapun berita tentang dia, saya niat tulus membantunya. Misalnya dia berbohong pun, itu urusan dia dengan Tuhan.

Sebuah Tawaran Endorse Yang Menggiurkan

Selain melihat status FB teman saya tersebut, saya juga melihat sebuah tawaran kempen yang menggiurkan ditengah saldo ATM yang lumayan. Ikut apa enggak nih? Secara udah lama mengincar koleksi dari brand E tersebut, namun apa daya harga produknya bisa dibilang mahal, So...mumpung sekarang ada kempen dari mereka akhirnya saya ikut tergoda jua, kebayang bisa mejeng di sosmed pakai baju gratisan, kapan lagi yekan jadi model dadakan fashion muslim ternama sekelas brand E. 

Lalu masuklah saya ke dalam sebuah grup chat koordinasi dan langsung disodorin model baju serta harga dan ukuran dalam sebuah katalog. Semua anggota grup langsung sibuk memilah milih, bahkan ada yang langsung transfer agar orderannya cepat sampai, cepat di foto dan cepat di reinburs. Maklum, beberapa talent yang ikut ada yang menggunakan uang modal berdagang dan uang tabungannya yang susah payah mereka kumpulkan. 

Hebatnya lagi...tak sampai seminggu jumlah pemesan terus bertambah di grup koordinasi itu, total pembelanjaan mereka pun enggak kaleng-kaleng mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah, wih banyak kali uang buibuk ni, kata saya ketika melihat list jumlah pemesan. Ikutan enggak yah? Kapan lagi di endorse baju branded meskipun harus melewati proses reinburs dengan jangka waktu 60 hari kerja. 

Tinggalkan Yang Meragukanmu...

Tawaran tersebut memang benar-benar menggiurkan semua orang, siapa sih yang enggak mau? beli produk fashion terus uangnya direnburs dan ada rewards juga untuk yang berbelanja dengan nominal paling tinggi yaitu sebuah smartphone android atau Iphone. Wow banget kan? Namun entah kenapa hati ini penuh keraguan saat akan memulai berbelanja, suara hati terasa berbisik dan berseru "udah sist enggak usah aja deh mendingan kalau ragu"

Padahal asli loh katalog brand E memang racun banget, sampai enggak bisa tidur saya mikirinnya, pengen order produk tas tapi kok mahal, pengen yang baju setelan tapi takut enggak cukup sizenya. Ditambah lagi harga jual per item baju yang di order lewat grup chat ini, rata-rata lebih tinggi dari harga di katalog. Misalnya harga untuk setelan tunik (baju atasan & celana) yang jadi incaran saya kemarin dibanderol dengan harga 370ribuan, tetapi saat ingin melakukan order di grup chat tersebut, harga yang harus dibayar jadi sebesar 500ribuan dengan kompensasi uang belanja baju tersebut akan di reinburs setelah dipakai dan diupload ke media sosial. Mudah banget kan? Tapi kok masih mikir ya saat itu? 

Banyak keraguan yang menyelimuti pikiran saya saat itu, antara pelit dan berhitung sangat matang itu beda tipis banget, akhirnya saya pasrah, saya enggak jadi order sekarang deh! rasanya kok aneh ya, masa kempen yang dilakukan brand sebesar E, para talent harus keluar duit dulu sih? Dan hingga sampai due date pemesanan saya belum transfer untuk order.  Saking galaunya...

Melihat masih sedikitnya pemesan di grup chat saya, sang koordinator memperpanjang waktu untuk order. Saya tergoda lagi dan balik lagi saya intip isi ATM hasil nge-job. Terus saya mikir, enggak apa kali ya saya pakai 3 juta dulu, untuk beli hijab, tunik, gamis dan tas yang saya ingin, nanti toh di reinburs dan uang saya bakal balik plus punya koleksi baju baru dan juga tas baru.Tapi saya mikir lagi, keingetan cita-cita saya yang mau pesen kitchen set saat uang job udah cair "so mau order baju apa kitchen set nih?" Tanya pak suami. 

Ketika hati masih ragu dan menggalau saya coba call a friend, lewat sambungan telepon tersebut seorang sahabat memberi masukan, buat apa beli baju terus, mau dipakai kemana lagian. Bukan style aku banget katanya. Yowis fixed lah enggak usah ikut-ikutan trend. Wong dari dulu memang saya gak pernah ikutan trend apapun. 

Penipuan Berkedok Endorse 

Meski belum memulai order, saya masih berada di grup tersebut hingga pertengahan bulan September ini, Masih berharap kegalauan akan hilang dan bisa menentukan pilihan baju mana yang mau saya beli, namun ternyata yang terjadi benar-benar diluar dugaan. Sejak 2 hari lalu  grup chat kempen tersebut dihebohkan dengan kasus pelarian uang oleh koordinator utama. Oknum ini berhasil menipu teman-teman saya hingga puluhan juta rupiah baik yang menjadi Duta (admin) dan juga talent. Astagfirullahalazim

Saat mendengar berita penipuan tersebut, saya langsung lemas, membayangkan jika saya hampir saja menjadi korban penipuan tersebut. Saya pun merasa bersyukur karena uang saya yang 3juta tidak ikut dibawa kabur oleh oknum tersebut, padahal hampir aja saya kalap belanja. Tapi yang bikin saya sedih, sahabat dekat saya juga ikut menjadi korban penipuan tersebut dengan nominal yang cukup besar, padahal baju yang ia borong di brand E bukan untuk dijual lagi tetapi untuk digunakan sendiri dan sisanya di bagikan ke beberapa teman. Saya dan beberapa teman kebagian rejeki berupa baju dan hijab brand E tersebut dari sahabat kami ini. Namun terus terang, kenyataan pahit tersebut membuat kami ikut bersedih dengan apa yang menimpanya karena uang yang telah dibawa lari oknum tersebut jumlahnya sekitar 50 juta rupiah. 

Hikmah Yang Bisa Dipetik

Semoga peristiwa ini akan membawa hikmah ke depannya sehingga tak ada lagi yang mengalami kerugian dalam menerima tawaran endorse. Melihat semua hal yang terjadi, saya mencoba menghubungkan bahwa sedekah yang tulus ikhlas kepada teman saya kemarin adalah jalan Allah SWT yang telah menyelamatkan saya dari musibah penipuan ini sebab salah satu pahala sedekah adalah menghindarkan diri kita dari bencana atau musibah (sedekah menolak bencana), sebagaimana sabda Nabi SAW: “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah." MasyaAllah begitu banyak manfaat sedekah yang bisa kita nikmati sebenarnya 

Dari kasus ini saya juga belajar banyak hal selain manfaat bersedekah itu tadi, pelajaran lainnya adalah sebagai manusia hendaklah bersifat tidak serakah begitu melihat peluang di depan mata serta bisa membedakan mana ingin mana butuh. Tidah mudah begitu saja menaruh kepercayaan pada kempen yang belum jelas MOU nya. Buat teman-teman yang ikut tertipu oknum tersebut, semoga Allah SWT beri kesabaran dan menggantinya dengan yang lebih baik. Sungguh saya ikut prihatin dan mendoakan semoga proses refundnya berjalan lancar. Dan masalah keuangan bisa segera selesai dengan baik. Aamiin Ya Rabb



2 komentar

  1. Aku pun hampir kena 3 juta karena tadinya mau order segitu. Untung saja masih bisa menepis godaan, sehingga hanya keluar sejuta. Itupun beliin adikku. Memang sudah ada keraguan, tapi berhubung udah dapat reimburse 3 barang, alhasil keraguannya sedikit menghilang. Kalo ada kaitannya dengan sedekah, well saat itu aku baru aja sedekah di 4 tempat. Sedekah anak yatim di 3 sekolah anak-anakku, trus sedekah ke wali murid yang meninggal. Jadi inget cerita Zaskia Mecca yang justru tertipu setelah barusan sedekah. Kalau aku menganggapnya ini memang ujian yang sudah ditakdirkan Allah. Ada temanku di situ yang justru sedekahnya jor-joran, tiap Jumat rutin sedekah juga. Tapi kena puluhan juta. Mungkin ya supaya kita ga menaruh harta di hati, jadi gak stres kalau kehilangan. Aku sendiri ikhlas tapi tetap penipunya harus diproses.

    BalasHapus
    Balasan
    1. InshaAllah rejekinya diganti ya mba, aku juga dulu pernah sampai berhenti untuk sedekah karena sering apes tapi akhirnya berpikir lagi da semangat lagi untuk sedekah

      Hapus

Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^