Pasien Isoman Covid-19 dan Tantangannya

Wabah virus Corona belum juga usai, bahkan beberapa minggu kemarin kurvanya terus meningkat tajam saat second wave terjadi. Sejumlah Rumah Sakit rujukan Covid-19 sudah tidak mampu menampung pasien positif lagi, semua full terutama wilayah Jawa ( Jakarta & Bandung) dan Bali. 

Hingga akhirnya pemerintah mengupayakan berbagai cara agar masyarakat yang terpapar virus Corona ini bisa tetap terbantu dan tertolong yaitu dengan opsi melakukan isolasi mandiri (ISoMan) pada pasien tanpa gejala dan bergejala ringan.

Dan sejak bulan Januari 2021 lalu, kebijakan Isolasi Mandiri mulai diterapkan dengan pilihan sebagai berikut :

  • Isolasi Mandiri dirumah
  • Isolasi Mandiri di Kewilayahan (Pemda)
  • Isolasi Mandiri Terpadu (dibantu oleh pihak terkait)

Namun dalam pelaksanaannya tetap saja ada kendala, salah satu tantangan yang terjadi di lapangan adalah tidak termonitornya pasien isoman di rumah, sehingga angka kematian pasien isoman cukup tinggi belakangan ini, kejadian tersebut menjadi pembelajaran tersendiri dan evaluasi oleh pihak-pihak terkait untuk kedepannya, demi upaya membantu mengurangi angka-angka tesebut. 

Informasi lengkap diatas saya dapatkan dari Program Siaran Ruang Publik KBR yg dipersembahkan oleh PMI dan didukung oleh IFRC di akun Youtube Berita KBR pada hari Senin 9 Agustus 2021. Tema yang diangkat juga sangat menarik yaitu "Pasien Isoman Covid-19 dan Tantangannya" 

Menghadirkan 2 orang narasumber yang akan berbagi tips dan tata cara pasien isoman, mereka adalah :

1. dr.Jossep F.William (Satgas Covid-19 Nasional)

2. dr. Alisa Nurul Muthia (Rumah Sakit PMI Bogor)

Dipandu oleh Ines Nirmala sebagai moderator, Ruang Publik KBR ini semakin seru karena dibukanya kesempatan bagi para pendengar dan penonton untuk bertanya kepada kedua narasumber seputar Isolasi Mandiri. 


Apa saja sih Ketentuan Isolasi Mandiri ( Isoman)?

Pertanyaan tersebut muncul hampir di semua benak masyarakat, apa yang harus dilakukan pasien Covid-19 dirumah saat isoman  agar kondisinya tidak berakhir fatal atau berujung tidak tertolong?

Menurut dr.Alisa jika seseorang mulai merasakan gejala Covid-19, segera lapor kepada pihak RT dan RW setempat untuk diteruskan ke Puskesmas wilayah agar dibantu pemantauan dan diberi obat-obatan saat isolasi mandiri dirumah.

Ada beberapa hal yang menentukan apakah si pasien harus isolasi mandiri atau dirujuk ke Rumah Sakit karena keputusan isoman tergantung pada dokter yang menangani dengan berbagai pertimbangan yaitu :

  1. Kondisi klinis dan medis pasien
  2. Kemampuan perawatan dirumah
  3. Kondisi rumah 
  4. Kondisi sosial
Jika keempat hal tersebut tidak memungkinkan, maka keputusan diserahkan kepada keluarga, nantinya oleh pihak terkait akan diarahkan ke RS Rujukan untuk penanganan yang memadai

dr.Alisa dari PMI Bogor

Bagaimana teknik isoman yang baik saat dirumah?

  • Pasien harus punya ruang sendiri, alat makan dan kamar mandi sendiri, namun jika tidak memungkinkan akan dibuat penjadwalan rotasi dirumah
  • Hindari berpapasan kontak langsung (contacless) dengan anggota keluarga yang negatif
  • Sediakan termometer untuk mengukur suhu dan  oxypulse meter untuk cek kadar oksigen dan denyut nadi
  • Merubah pola makan sebelumnya, yang tadinya berantakan kini harus menerapkan diet seimbang dengan asupan protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang di dapat dari sayur, buah dan air, pilih buah yg tidak mudah busuk
  • Yang sehat membantu yang sakit, siapkan makanan dalam bentuk segar, maksimalkan pemberian nutrisi dan cairan untuk pasien Covid-19
  • Pakaian bekas pakai pasien isoman di rendam dengan air sabun lalu pisahkan sampah infeksius dengan sampah rumah tangga
  • Kenali tanda-tanda keluhan, jika sesak berdebar, keringat dingin atur cara bernafas proning
  • Update kondisi kesehatan kepada tetangga, pihak RT dan RW namun hindari kontak langsung
Lalu apa yang harus dilakukan jika pasien mengalami sesak nafas saat isoman dirumah? dr. Alisa menjawab "Jika gejala menurun dan timbul sesak, segera dibawa ke Rumah Sakit agar cepat tertangani karena saat ini kondisi Rumah Sakit tidak separah seperti saat second wave kemarin, IGD pun tidak antri panjang lagi. Tidak ada indikasi memakai oksigen dirumah karena jika sudah butuh oksigen berarti pasien sudah harus dirawat di Rumah Sakit" 

Ines Nirmala (MC), dr. Jossep F William

Dukungan Pemerintah Untuk Pasien Isoman

1. Monitoring

Jika merasa bergejala, jangan takut untuk melapor agar terbantu, nantinya akan di pantau oleh Satgas di kewilayahan dibantu komunitas dan lembaga masyrakat

2. Menyediakan Layanan Telemedicine GRATIS

Telemedicine adalah salah satu usaha pemerintah untuk membantu konsultasi kesehatan dirumah karena tidak mungkin dikunjungi satu persatu. Layanan ini tersedia mulai dari Wilayah Aceh hingga Papua. 

Bagaimana cara memanfaatkan telemedicine dari pemerintah ini? Pasien Covid-19 dapat melakukan tes PCR di laboratorium yang terafiliasi oleh Kementerian Kesehatan. Jika hasil tes tersebut positif maka akan dikirimkan link untuk konsultasi dengan dokter di 11 platform

Setelah konsultasi selesai, dokter akan memberikan resep untuk ditebus di Apotek Kimia Farma, obat-obatan tersebut diberikan secara gratis loh...bahkan ada sebanyak 742 Laboratorium di seluruh indonesia yang tercatat oleh Website Kemenkes siap melayani pasien Covid-19 

3. Mengerahkan relawan yang ada di Satgas

Relawan dikerahkan oleh Satgas ke RT, RW, Kecamatan, Kabupaten agar bisa lebih banyak membantu peserta dalam waktu dekat, para relawan yang mendaftarkan diri akan dilatih dan dibekali dengan pengetahuan kesehatan untuk menghadapi kondisi darurat

Kabar baiknya, pemerintah baru saja melaunching Layanan Bantuan Informasi (LBI), layanan berbasis WhattsUp ini ditujukan untuk masyarakat pada saat isolasi mandiri yang bisa diakses untuk wilayah Jakarta dan Bandung. Salah satu layanan yang ditawarkan oleh LBI adalah bantuan untuk mencari ruang rawat inap, ruang ICU/HC

Layanan Bantuin Informasi (LBI) juga menyediakan konseling gratis dari psikolog bagi yang mengalami gangguan kesehatan mental6. Masyarakat bisa menghubungi nomor WA LBI 0821 23903617

11 komentar

  1. Wah, hrs di-save nih nomornya, siapa tau kedepannya akan butuh. Makasih ya infonya sgt bermanfaat

    BalasHapus
  2. Pasien Isoman memang perlu di pantau dan didukung elemen masyarakat.. pengalaman teman yang Isoman sangat terbantu sekali dengan adanya telemedicine gratis sehingga proses penyembuhan dapat lebih cepat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah betul itu kak, telemedicine ini membantu sekali

      Hapus
  3. bermanfaat nih, ada tips trik "teknik" isoman di rumah. Jadi yang isoman bisa tau banyak do n donts nya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, aku juga tau semua dari berita KBR ini

      Hapus
  4. Nomernya bisa bebas dihubungi seluruh masyarakat tidak teebatas pada wilayah tertentu kan mam? Penting banget untuk jaga-jaga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul bebas hanya wilayah saja yang masih terbatas

      Hapus
  5. Baik pasien yang sedang isoman maupun aparat di lingkungan warga perlu paham ya bagaimana teknisnya, sehingga dapat terus dipantau perkembangan kesehatannya.

    BalasHapus
  6. Semoga semakin sedikit orang yang meninggal karena Covid.
    Rasanya sedih sekali karena kita pernah berada di sebuah titik kritis dimana angka kematian setiap hari terus meningkat.

    Pemerintah sudah semakin tanggap terhadap kondisi masyarakat.

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung ke www.indrifairy.com
Jangan lupa tinggalkan komentar ^_^